Aksi Preman Mabuk Ancam Tusuk Wartawan Republika

 

Multinewsmagazine.com (29/5/2020) – Depok, Wartawan senior Republika Rusdy Nurdiansyah diancam ditusuk oleh preman mabuk ketika halal bihalal.

Preman G memang dikenal warga sebagai sosok preman yang kerap mabuk dan berbuat onar. Sepak terjang G sebagai preman yang acap kali mabuk-mabukan cukup dikenal warga di lingkungan Perumnas Depok Utara dan di Kantor Balai Kota Depok.

Setiap kali mabuk, G kerap berulah yang membuat resah warga dan para pejabat di Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Mulut bau ‘naga’ selalu tercium saat selalu mengumbar kata-kata ‘khayalan’, omongannya selangit, penuh dengan intimidasi dan provokasi kesetiap orang yang akan dijadikan taget untuk dimintain uang atau dipalak.

G yang kerap mabuk, sering kali juga mengaku sebagai wartawan, aktivis relawan Jokowi, intelejen dan anak jenderal. Bahkan, G mengaku berpendidikan S1 UKI dan S2 UGM.

Preman G saat mabuk tak segan-segan mengintimidasi dan bahkan memprovokasi setiap orang untuk berkelahi jika keinginannya tak tepenuhi. Termasuk ke awak media yang bertugas di Kota Depok.

G  sudah berniat untuk mengkriminalisasikan Wartawan Senior Republika, Rusdy Nurdiansyah.

“Rusdy harus masuk penjara, kalau nggak gue tusuk diri gue atau gue tusuk dia,” ancam G seperti disampaikan saksi mata.

G yang tidak pernah bergaul dengan para warga dilingkungan rumah orang tuanya di Jalan Kalimantan, tiba-tiba pada lebaran kedua, Senin (25/5) dalam keadaan mabuk berat mendatangi para pemuda yang berkumpul, sedang ber halal bi halal.

“Rusdy harus masuk penjara, kalau nggak gue tusuk diri gue atau gue tusuk dia,” kembali G berucap kata-kata tersebut tanpa basa-basi ke para pemuda yang tadinya ceria dan suasana berubah menjadi mencekam.

Rusdy yang memang dicari G,, tiba-tiba datang untuk bersilahturrahmi dan belebaran bermaaf-maafan dengan gaya salam Corona (tangan dikepal) ke puluhan pemuda tersebut termasuk G. Namun, G yang duduk dan langsung berdiri menepis uluran kepalan tangan Rusdy dan tanpa sengaja mengenai wajahnya.

G  kemudian langsung berteriak telah dipukuli dan menantang berkelahi Rusdy. Terjadi cekcok, tapi akhirnya dapat dilerai para pemuda dan warga. Keduanya kemudian diminta warga untuk menyelesaikan masalah, keduanya kemudian duduk berdampingan dan bersalaman.

Tapi, baru beberapa detik bersaman, G kembali ‘nge gas’ omongan dan berteriak Allahuakbar. “Gue dipukuli, gue akan lapor polisi,” teriak G.

Warga pun geram dengan ulah G dan berusaha menghalaunya untuk pergi dari lokasi kejadian. Bahkan, beberapa warga pun tersulut emosi dan hendak memukul G. Namun, berhasil dicegah.

“Kita, semua bertetangga, memang G jarang bergaul dan tumben dia muncul. Dengan kondisi mabuk, dia ngomong ngelatur dan ancam Rusdy yaang akan dimasukan ke penjara. Kalau tidak terbukti dia akan tusuk perutnya pakai pisau,” ujar Rizal, seorang warga yang diamini semua orang yang menyaksikan kejadian tersebut.

Seorang saksi lainnya, Toto juga membenarkan prilaku G yang memang sebelum kejadian tersebut sudah berniat ingin memprovokasi Rusdy. “Ya, kata-kata ancaman yang diucapin G sama, ingin memenjarakan Rusdy dan akan menusuk perutnya pakai pisau jika tidak berhasil,” terangnya.

Ketika dikonfirmasi Rusdy yang merupakan wartawan senior Republika yang bertugas di Kota Depok membenarkan kejadian tersebut.

“Saya datang bersama anak saya hendak bersilahturrahmi, belebaran dengan para tetangga. Semuanya yang hadir saling bermaaf-maafan, cuma G yang menolak bersalaman ala kepalan tangan dan tanpa sengaja, kepalan tangan saya mengenai wajahnya saat dia hendak berdiri,” ungkapnya, kepada redaksi Jumat (28/5).

Ketua Pembina Depok Media Center (DMC) ini mengatakan, sebenarnya warga telah berupaya menyelesaikan persoalan di hari baik, hari Idul Fitri ini. Bahkan, keduanya sempat bersalaman dan G sempat berteriak Allahuakbar, namun setelah itu G berteriak akan melapor ke polisi.

“Dia berusaha memprovokasi warga dengan teriakan Allahuakbar dari mulut berbau alkohol. Infonya saya dilaporkan polisi, tentu saya akan tuntuk balik, dia mabuk bikin onar dan mengacam akan menusuk saya,” jelas Rusdy.

Dari penelusuran redaksi, G telah melaporkan kasus pemukukan itu ke polisi dengan didampingi pengacara Dr Tardip Pangabean SH MH yang juga Ketua PWI Depok pada Senin (25/5/2020) lalu. Namun menyebutkan dia dipukul oknum kontraktor.

“Secara pribadi saya tidak ada masalah dengan Tardip. Tapi, Tardip begitu bersemangat ingin mengkriminalisasi saya, sudah dua laporan polisi dibuat untuk saya dengan rekayasa tunduhan pencemaran nama baik. Jadi, sudah terlihat persekokolan dan merekayasa untuk mengkriminalisasi saya. Tardip dan kawan-kawannya juga akan saya tuntut balik terkait fitnah dan pencemaran nama baik melalui media sosial (Medsos),” tutur Rusdy.

Rusdy menegaskan, akan menghadirkan sebanyak-banyaknya warga Perumnas Depok Utara dan 100 wartawan Depok untuk dijadikan saksi atas prilaku G dengan ancaman-ancamannya.

“Saya juga akan menghadirkan saksi-saksi dan bukti prilaku Tardip. Saya berharap dukungan para wartawan di Kota Depok untuk melawan upaya kriminalisasi para preman ini,” tegasnya.

Terkait G dalam tulisan di Medsos yang mengaku aktivis relawan Jokowi dari beberapa organisas dan mempunyai hubungan dekat dengan aktivis 98, Adian Napitupulu dan bahkan memasang foto bersama Adian, mendapat protes dari para aktivis yang merasa tidak mengenal G sebagai aktivis relawan Jokowi.

(Untuk konfirmasi apakah G adalah relawan Jokowi, terutama mengaku sebagai aktivis Pena 98 dan Pospera bisa hubungi Ketua Pospera Kota Depok, Yus +62 896-4417-9923 dan aktivis Pena 98, Joshua Napitupulu +62 812-9184-7760)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *