Multinewsmagazine.com (11/11/2020) – Ajang Perhelatan Pilkada Kota Depok 2020 tampaknya mulai seru dan mulai memanas. Masing-masing kubu mulai memainkan dan menggoreng isu-isu politik demi tercapainya kemenangan. Tidak perduli akan menjatuhkan image lawan, berbagai usaha pembunuhan karakter kerap kali dilakukan, tidak perduli hal itu sesuai fakta atau tidak. Dan hal itu menjadi bagian dari upaya strategi kemenangan.
Beberapa hari ini publik dikejutkan dengan peristiwa serangan ilmu sihir yang menimpa bunda Etty Maryati Salim, istri tercinta Calon Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono saat melakukan kampanye di salah satu wilayah Pangkalan Jati, Cinere pada senin (9/11/2020) kemaren. Berita Kejadian serangan sihir ini menjadi viral dan menjadi buah bibir warga masyarakat Kota Depok.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang apa yang menimpa bunda Etty Maryati Salim, tim media multinewsmagazine.com melakukan wawancara khusus dengan salah satu spiritualis keilmuan Cirebon yang sudah menetap di wilayah Limo sejak tahun 1998, dan di wilayah Bojongsari sejak tahun 2010 silam, beliau adalah Ustadz Waluyo, SHi.,MH., Pimpinan tertinggi Majelis Dzikir Al Fajri.
Pria berusia 50 tahun yang berprofesi sebagai Konsultan Hukum dan Advokat ini, dari pengalaman spiritual yang selama ini ditekuninya menganalisa dan memperkirakan bahwa bunda Etty Maryati Salim diduga kena guna-guna berjenis Gendam.
Orang yang kena guna-guna ilmu Gendam, biasanya melakukan hal-hal yang diluar kesadaran dirinya. Sekalipun hal ini secara dhohiriah sulit di buktikan, namun bisa dirasakan.
“Beberapa ciri orang yang menjadi korban guna-guna ilmu gendam biasanya, korban tidak bisa mengendalikan dirinya, akan mengalami penyakit susah tidur, walau sudah mengantuk, dan akan mengalami sesak nafas saat proses ilmu gendam itu masuk ke dalam tubuhnya. Dan sasaran pertamanya adalah alam bawah sadar, kemudian dada dan kepala,” ungkap Ustadz Waluyo.
Lebih lanjut Ustadz Waluyo menjelaskan ada beberapa metode therapy penyebuhan, umumnya dengan cara dirukyah. Didalam istilah orang daerah Cirebon, namanya dikorok atau dikuras kebatilannya.
Ustad Waluyo biasanya melakukan therapy pengobatan pada korban guna-guna Gendam, dengan beberapa cara, Pertama pasien diwajibkan berwudhu terlebih dahulu, Kedua, pasien akan dipandu untuk berdzikir, dan Ketiga memberi air doa. Biasanya saat air doa diminum, maka akan terjadi reaksi berupa keluar keringat, muntah-muntah, mencret atau buang air besar. Karena ustad Waluyo menyakini bahwa, ‘Kalo Haq masuk, kebathilan pasti hancur,’ sesuai dalil, Kebatilan Pasti Akan Hancur
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
dan Katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS.al-Isra’ :81)
Spiritualis Bojongsari yang saat ini ada di barisan pendukung Paslon Idris-Imam ini menjelaskan pula cara menangkal ilmu guna-guna, Pertama menjaga wudhu, Kedua, berdzikir setiap tarikan nafas, Ketiga perbanyak sholat sunah, terutama sholat sunah tolak bala dan sholat sunah tasbih, Keempat, memperbanyak bersedekah, kelima sering membaca Al Qur’an dan sering bersholawat nabi.
Saran atau nasehatnya yang diberikan kepada orang-orang yang mengalami guna-guna gendam, segeralah meminta pertolongan kepada Allah SWT dan berikhtiar minta di doakan oleh orang-orang ahli dzikir untuk menghilangkan pengaruh ilmu guna-guna tersebut dan memagarinya.
Sebagai ikhtiar kita mengantisipasi terjadinya hal hal yg tak kita harapkan maka pada ajang pencoblosan 9 Desember 2020 nanti, ustadz Waluyo mengimbau beberapa hal yang harus dilakukan.
“Saya menghimbau, saat waktu pencoblosan 9 Desember 2020 nanti, saat mau berangkat dari rumah, terlebih dahulu melakukan wudhu dan membaca doa setelah wudhu. Lalu membaca sholawat badar menuju lokasi pencoblosan. Dan ketika masuk ke ruangan pencoblosan, mengucapkan salaamun, qaulam mir Robbir Rohiim (Kepada mereka dikatakan, Salam sebagai ucapan selamat dari Tuhan yang maha penyayang). Dan saat melakukan pencoblosan, silahkan membaca basmalah dan dua kalimat shahadat,” imbau Ustad Waluyo.