Multinewsmagazine.com (2/12/2020) – Seperti sudah tradisi, setiap ajang perhelatan demokrasi akan digelar dalam hitungan hari, maka tindakan-tindakan black campaign mulai bermunculan dan disusul dengan tindakan-tindakan Money Politic di H-1.
“Saya menyayangkan beredarnya spanduk yang berisi black Champaign seperti ini, karena ini menciderai demokrasi dan tidak mendidik,” ujar H. Ahmad Juma adi, SH. tokoh masyarakat Pondok Petir.
“Dalam upaya menjatuhkan PKS, apapun dilakukan. Apalagi bagi mereka pilkada tidak ada kaitannya dengan surga dan neraka, tidak ada kaitannya dengan dosa dan pahala jadi merasa ringan saja melakukan tudingan.
Bahkan salah seorang dari mereka siap masuk neraka, kalau tindakan nya berdosa,” tutur H. Ahmad Juma adi.
H. Ahmad Juma adi menambahkan, Adapun isi ujaran mereka, mau relevan atau tidak, tidak akan jadi masalah. Misal tentang Madrasah. Pemkot Depok memang tidak pernah merencanakan membangun madarasah. Jadi tidak ada madrasah ya bukannya gagal.
“Depok gagal bangun madrasah, memang tidak pernah ada rencana membangun madrasah kok gagal. Tapi kenapa Pemerintah Daerah Kota Depok tidak bangun madrasah, kan walikotanya dari PKS, partai Islam, Walikota Depok dari awal faham aturan. Madrasah negeri itu hak Kementrian Agama. Tidal boleh bangun madrasah negeri, begitu Undang-undangnya..Tapi bukan berarti Pemerintah Kota Depok tidak perduli dengan madrasah. Satu tahun setalah dilantik, yaitu tahun 2007, pak Nur Mahmudi sudah mengeluarkan SK Pinjam pakai tanah ke Kementrian Agama seluas 6.600 m² di Perumahan Jatijajar. Silahkan Kementrian Agama bangun. Apa yang bisa kita bantu akan kita bantu. Dan tahun 2008 Pemkot Depok bantu hibah ke Madrasah-madrasah swasta di Depok. Tetapi ternyata tidak efektif, karena madrasah anak kemenag. Sampai tahun 2019 diatas lahan pinjam pakai itu tidak terbangun madrasah negeri,” jelas H. Juma adi.
Pria yang namanya cukup familiar di kalangan tokoh masyarakat Pondok Petir ini juga mempertanyakan, apa upaya para Aleg DPR RI yang ada di Kota Depok, ngapain saja mereka, jangan bisanya hanya mendompleng bantuan untuk siswa miskin saja. Harusnya mereka mendorong pihak Kementrian Agama untuk membangun madrasah di Depok.
“Alhamdulillah sekarang kenapa Pemkot Depok berani bikin program bangun Madrasah negeri ?
Karena sudah ada komunikasi antara pihak Walikota Depok dengan Kementerian Agama lewat proyek UII di jalan Juanda. Jadi mending lanjut aja deh, dari pada Pemerintahan ini diserahkan kepada orang yang tidak paham birokrat. Mau jadi apa Depok kedepan,” tegas H. Jumadi.
“Dalam upaya menggantikan PKS, apapun dilakukan. Apalagi bagi mereka pilkada tidak ada kaitannya dengan surga dan neraka, tidak ada kaitannya dengan dosa dan pahala jadi merasa ringan saja melakukan tudingan. Tidak takut dosa, apalagi sudah ada politisi yang jamin, kalau ada yang masuk neraka, dia siap menggantikan. Dia kira malaikat bisa diloby. Sepertinya dana mereka cukup banyak, merata hampir tiap hari masih itu spanduk tidak habis-habis. Yang jelas ulama adalah panutan kita semua, karena diantaranya salah satu kandidat ulama maka kita utamakan memlih yang ulama makanya saya dan keluarga besar saya akan menyoblos 02 pada 9 Desember 2020 nanti,” ungkap H. Ahmad Juma adi dengan tegas.