Pesan Wali Kota Depok untuk Melestarikan Nilai-nilai Ibadah Ramadan

Pesan Wali Kota Depok untuk Melestarikan Nilai-nilai Ibadah Ramadan

 

Multinewsmagazine.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menyelenggarakan Salat Idulfitri 1445 Hijriah (H) berjamaah di Masjid Balai Kota Depok, Rabu (10/04/24).

Wali Kota Depok, Mohammad Idris menjadi imam sekaligus khatib Salat Idulfitri tersebut.

Dalam kesempatan itu, Kiai Idris, sapaan Wali Kota Depok mengingatkan kepada jemaah yang mengikuti Salat Ied Idulfitri agar melestarikan nilai-nilai ibadah Ramadan.

“Berakhirnya Ramadan, bukan berarti berakhirnya amalan ketakwaan kepada Allah Swt, tetapi justru tugas berat kita untuk membuktikan keberhasilannya dengan peningkatan ketakwaan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala (Swt), karenanya bulan sesudah Ramadan adalah Syawal yang artinya peningkatan,” kata Kiai Idris.

“Di sinilah letak pentingnya melestarikan nilai-nilai Ibadah Ramadan,” sambungnya.

Menurut Kiai Idris, sedikitnya terdapat lima nilai yang harus dipelihara dan dirawat pasca Ramadan.

“Pertama, tidak mudah berbuat dosa, kita sudah terbiasa meninggalkan hal-hal yang dilarang selama Ramadan, jangankan hal-hal yang haram, hal-hal yang mubah, kita dilatih agar tetap terjaga agar tidak jatuh ke jurang kenistaan, untuk itulah setelah bulan Ramadan ini insyaAllah kita siap dan tidak mudah kembali pada perbuatan dosa,” jelasnya.

Kedua, tindak lanjut sesudah Ramadhan adalah hati-hati dalam bersikap dan bertindak.

“Hati-hati dalam bersikap dan berperilaku laku adalah esensi dari makna takwa itu sendiri,” ujarnya.

“Sayyidina Umar mengatakan, takwa adalah berjalan di tengah hutan, belantara dengan kewaspadaan dan dengan hati-hati,” jelasnya.

“Begitulah, kita bisa merealisasikan pulang setelah kita melewati bulan Ramadan dengan berbagai amalan-amalan ibadah kita pada Allah SWT,” ungkapnya.

Selanjutnya, nilai Ramadan ketiga yang harus dilanjutkan setelah bulan Ramadan adalah kejujuran.

“Sikap jujur ditanamkan dan, dilatih diri kita di tempa oleh Allah SWT dengan berbagai kegiatan-kegiatan Ramadan, utamanya siang selama bulan Ramadan, tidak mudah untuk menanamkan kejujuran,” ucapnya.

Nilai kejujuran tersebut yang ditanamkan Allah SWT dan sejatinya harus dirawat, dipelihara di tengah kehidupan sebagai personal pribadi dan tentunya sebagai warga negara Indonesia.

“Keempat, tindak lanjut yang harus kita lakukan pasca Ramadhan adalah memiliki semangat berjamaah dalam arti kebersamaan,” katanya.

Kebersamaan yang ditanamkan selama Ramadan seperti salat taraweh bersama, buka puasa bersama, qiyamullail bersama, sahur bersama.

“Kita semangat melaksanakan kegiatan-kegiatan positif secara bersama, tertanam dalam diri, bahwa kita tidak sendiri dalam melakukan kebaikan dan menghindari keburukan,” jelasnya.

Di samping itu, shaum (puasa) mengajarkan diri untuk bersikap empati, peduli dan solider terhadap sesama, rasa lapar haus memberikan pelajaran untuk memiliki solidaritas sosial kepada mereka yang menderita dan mengalami berbagai macam kesulitan.

“Begitu pun kita dapat menunujukkan rasa empati dan solidaritas tersebut dengan menunaikan zakat, infaq shodaqoh, dengan kesadaran bahwa kita tidak hidup sendiri, kita adalah bagian dari mereka, mereka adalah bagian dari kita,” jelasnya.

“Sehebat apapun kekuatan dan potensi diri yang kita miliki, kita tetap sangat memerlukan pihak lain, inilah yang disebut ibadah sosial,” ucapnya.

“Karena itu, kita juga peduli kepada kondisi bangsa Palestina, kita berikan perhatian kepada mereka yang belum diberi kesempatan kelayakan sandang, pangan dan papan,” lanjutnya.

Terakhir, yang ke lima, tindak lanjut pasca Ramadan adalah upaya pengendalian diri dan hawa nafsu.

“Nafsu inilah yang akan menyeret, yang akan mengantarkan kita pada perbuatan-perbuatan yang tidak direstui oleh Allah Swt,” ungkapnya.

“Pengendalian ini juga memberikan sebuah makna kita dalam mendalamkan roda pemerintahan di Kota Depok, khususnya,” kata Kiai Idris.

“Ketika kita melakukan perencanaan dan realisasi dari perencanaan yang kita buat, kemudian kita mengutamakan prioritas daripada sesuatu hal yang tidak kokoh, yang tidak urgen (penting) atau sesuatu yang mendesak dan yang bisa ditunda,” jelasnya.

“Semoga Allah Swt memberikan kekuatan dan petunjuk serta bimbingan kepada kita, tentunya saat bulan Ramadan dengan pelatihannya, dan keberhasilan dari pelatihan, akan dilihat oleh Allah Swt pasca pelatihan itu sendiri,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *