Multinewsmagazine.com – Kota Depok, Jawa Barat menjadi lokasi kegiatan lokakarya Pemetaan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Workshop Mapping Intangible Heritage yang diselenggarakan dari tanggal 10 hingga 15 November 2024. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Departemen Arsitektur Universitas Indonesia yang bertindak sebagai host sekaligus pelaksana yang diketuai oleh Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, bersama Punto Wijayanto dari Departemen Arsitektur Universitas Trisakti, Vera Dian Damayanti dari Departemen Arsitektur Lanskap IPB University, Peter Timmer dan Jacqueline Rosbergen dari Badan Warisan Budaya Belanda (Rijksdienst voor het Cultureel Erfgoed/RCE), Hasti Tarekat dari Heritage Hands-on, serta Sherlien Sanches dan Lukas Eleuwarin dari Pusat Studi Warisan Budaya Takbenda Belanda (Kenniscentrum Immaterieel Erfgoed Nederland/KIEN).
Kegiatan ini didukung oleh Pemerintah Kota Depok dalam hal ini Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudyaan dan Pariwasata (Dsiporyata), serta Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC). Adapun peserta workshop sebanyak 12 orang yang merupakan mahasiswa S1, S2, S3 dan fresh graduate dari ketiga perguruan tinggi yang terlibat.
Kegiatan workshop dilaksanakan dalam bentuk pemaparan materi oleh para narasumber, diskusi, kerja kelompok, pengumpulan data di lapang, dan diakhiri dengan pameran dan presentasi hasil akhir. Lokasi workshop mengambil beberapa tempat, diawali dengan pembukaan di Artivator Cafe di Jalan Pemuda, Jacob koffie huis di Jalan Kemuning, Studio Departemen Arsitektur UI kampus Depok, dan acara ekspose serta penutupan di Ruang Teratai Balaikota Depok.
Sebagaimana dinyatakan dalam Undang-undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, sebagai upaya meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Indonesia di tengah peradaban dunia diperlukan pelindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan. Warisan Budaya Takbenda (WBTb) merupakan hasil praktek, perwujudan, ekspresi pengetahuan dan keterampilan, yang terkait dengan lingkup budaya, yang diwariskan dari generasi ke generasi secara terus menerus melalui pelestarian dan/atau penciptaan kembali serta merupakan hasil kebudayaan yang berwujud budaya takbenda setelah melalui proses penetapan Budaya Takbenda. Jenis objek kebudayaan sebagai WBTb dapat berupa tradisi lisan, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat, olahraga tradisional, serta manuskrip.
Salah satu narasumber workshop yang merupakan angggota Tim Ahli Cagar Budaya Kota Depok, yaitu Mushab Abdu Asy Syahid, SArs, Mars. menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Depok sejak 2019 melakukan inventarisasi sebagai langkah awal dalam pelindungan kebudayaan. Hingga tahun 2023 tercatat Kota Depok memiliki 1 WBTb Propinsi yaitu tradisi rebut Dandang, 2 WBTb Nasional yaitu tradisi lisan Gong Si Bolong dan seni Tari Topeng Cisalak, selain berbagai objek pemajuan kebudayaan lain yang telah terdata.
Workshop Mapping Intangible Heritage Depok merupakan kelanjutan dari Workshop Historic Urban Landscape Quick Scan Method yang diadakan dii Depok Lama pada tahun 2022. Workshop tahun ini bertujuan untuk memahami konsep WBTb dan hubungannya dengan lanskap kota serta perencanaan tata ruang; menganalisis perwujudan WBTb di Kota Depok sebagai studi kasus, mengeksplorasi hubungan, tantangan, peluang, dan implikasinya bagi pengelolaan serta perencanaan kota; serta merumuskan tindak lanjut yang mungkin diilakukan bersama pemerintah Kota Depok dan pemangku kepentingan terkait WBTb.
Wilayah Kota Depok dan area Depok Lama menjadi studi kasus dalam workshop yang menerapkan metode inventarisasi dan analisis yang dikembangkan oleh RCE dan KIEN. Dalam workshop ini, fokus analisis studi kasus Kota Depok adalah Gong Si Bolong dan Tari Topeng Cisalaki, dan Depok Lama dengan ritual Ngubek Situ Pancoran Mas dan karakter serta ideologi dari Cornelis Chastelein. Untuk pengumpulan data, peserta melakukan pengamatan tapak serta mewawancarai para narasumber dari Sanggar Gong Si Bolong, Sanggar Kinang Putra, YLCC serta Komunitas Tahura Pancoran Mas untuk menggali informasi terkait objek WBTb dan berbagai tantangan yang dihadapi. Data kemudian dipetakan serta dianalisis lebih lanjut untuk merumuskan program dan rencana aksi yang mendukung pelestarian dan pemanfaatan WBTb.
Dalam acara ekspose dan penutupan Jumat, 15 November 2024 yang bertempat di aula Balaikota Depok dan diorganisir oleh Disporyata Kota Depok, tim workshop menampilkan hasil kegiatan dalam bentuk pameran dan pemaparan oleh perwakilan peserta. Acara ini secara resmi dibuka oleh perwakian pimpinan Pemerintah Kota Depok, yaitu Diah Sadiyah, SSos, Msi., sebagai staf ahli Walikota Depok bidang Sumber Daya Manusia dan Kemasyarakatan, yang dalam sambutannya menyampaikan “Acara ini menjadi momentum yang tepat untuk mengapresiasi semangat, kreativitas, kerja keras yang telah dilakukan oleh para penggiat WBTb di Kota Depok.”
Lebih lanjut Diah Sadiyah menyampaikan harapan agar hasil dari kegiatan ini dapat diintegrasikan dengan data yang ada untuk memperkaya inventarisasi WBTb Kota Depok. Dalam kesempatan ini, Peter Timmer mewakili RCE menekankan “WBTb perlu untuk mendapat perhatian dan diteliti lebih lanjut serta menjadi tantangan bersama bagaimana mengintegrasikan WBTb dalam pembangunan. Untuk itu workshop ini merupakan eksperimen dan langkah awal pengembangan metode yang mendukung upaya pelestarian WBTb dan pengintegrasiannya dengan rencana ruang dan pengembangan perkotaan”.
Pada penyampaian kesimpulan yang dibawakan oleh Profesor Kemas Ridwan Kurniawan dikemukakan lesson learned yang dipetik dari workshop ini, seperti nilai dalam menghubungakan masa lalu dan masa sekarang, pentingnya inklusivitas dan multikulutral, peran WBTb dalam pembangunan perkotaan, pentingnya keterlibatan masyarakat setempat, adanya strategi jangka pendek-menengah-panjang serta potensi dan tantangan dalam preservasi WBTb, peran aspek legal dalam perlindungan kebudayaan, serta pentingnya kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan. Ekspose ini juga dihadiri oleh Shaula Supit dari perwakilan Kedutaan Besar Kerajaan Belanda di bidang Kebudayaan dan Komunikasi, Dr. Dalhar Susanto yang mewakili Fakultas Teknik Universitas Indonesia, para narasumber dan komunitas terkait WBTb di Depok.