Aktivis Senior Depok Hersong Sesalkan Pemkot Depok Beli Lahan Setu dan Pertanyakan Aliran Dana Bancakan Pengadaan Lahan SMPN 35 Depok

Aktivis Senior Depok Hersong Sesalkan Pemkot Depok Beli Lahan Setu dan Pertanyakan Aliran Dana Bancakan Pengadaan Lahan SMPN 35 Depok

Multinewsmagazine.com – Saat ini Hersong alias Wa Econg yang merupakan aktivis senior pendidikan dan lingkungan Kota Depok sedang berjuang menyuarakan aspirasi masyarakat terkait permasalahan pengadaan lahan pembangunan SMPN 35 Depok yang merupakan lahan setu di wilayah Curug Cimanggis.

Saat awak media multinewsmagazine.com menanyakan alasan Hersong  memviralkan permasalahan pengadaan lahan pembangunan SMPN 35 Depok tersebut, Hersong mengatakan keprihatinan dirinya terhadap Pemkot Depok yang membeli lahan setu.

“Berawal dari keprihatinan saya kepada Pemkot Depok yang telah membeli lahan setu untuk pembangunan SMPN 35 Depok, seperti tidak ada lahan lain saja, saya sangat menyesalkan hal itu. Seharusnya kita merawat dan melestarikan keberadaan setu yang ada di Kota Depok.Saya telah melakukan checking ke pihak Kementerian ATR, dan positif bahwa lahan tersebut merupakan setu yang bernama Setu Gemblung. Saya jadi teringat perkataan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam acara kegiatan siaran keliling jawa barat (Sarling Jabar) pada 28/09/2022 yang mengatakan, Ada sesuatu yang perlu disyukuri oleh warga Depok yang tidak dimiliki oleh kabupaten dan kota lain di Jabar, yaitu, banyaknya situ yang ada di Kota Depok,” kata Hersong, Rabu (22/01/2025) kepada awak media multinewsmagazine.com.

Lebih lanjut Hersong mengatakan pula kekesalan dirinya saat mengetahui proses pembelian lahan pembangunan SMPN 35 Depok tersebut diduga adanya aliran dana bancakan dari selisih nilai jual beli lahan 4.000 meter tersebut kepada beberapa pejabat tinggi Pemerintahan Kota Depok.

“Udah beli lahan setu yang tidak ada akses jalan masuknya, eh ada dugaan aliran dana bancakan dari selisih nilai jual beli lahan 4.000 meter tersebut kepada beberapa pejabat tinggi Pemerintahan Kota Depok, jujur makin kesal saya, ibaratnya ‘Ada pesta 15 milyar di depan mata, jangankan daging rendangnya, kuahnya saja saya tidak kebagian,” ujar Hersong dengan kesal.

Saat awak media menanyakan jumlah selisih harga jual dari pihak ahli waris, Hersong alias Wa Econg menjelaskan,”Dari pembayaran 15 milyar, infonya harga dari pihak ahli waris hanya 1,3 juta per meter, sedangkan saya lihat dari kuasa jual ke Pemkot Depok 2,8 jt per meter, dan saya lihat pembayaran di Pemkot Depok itu sekitar 4 juta per meter dari lahan 4.000 meter, jelas itu banyak banget nilai selisih harganya.”

Saat ini Hersong dan beberapa aktivis Kota Depok sedang berjuang mengungkap aliran dana selisih harga lahan 4.000 meter tersebut yang diduga dijadikan bancakan oleh para petinggi Pemkot Depok, dan berkasnya sudah sampai di tangan KPK.

“Tujuan saya dan beberapa aktivis Kota Depok adalah menyelamatkan keberadaan setu yang hilang dan menyelamatkan duit negara yang diduga menjadi bancakan. Dan harapan saya agar para pihak penerima dana bancakan tersebut segera mengembalikan duit rakyat Depok, dan cari tempat lain yang lebih layak untuk dibangun gedung sekolah, sebelum KPK sampai Depok,” pungkas Hersong.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *