
“Akan tetapi dalam pencarian batik asli Depok tersebut kami tidak menemukan, yang ada hanyalah kain berwarna motif batik yang disebut kain printing (tidak termasuk batik). Penduduk Depok sekitar 2 juta orang , ASN sekitar 7.000 orang dan Sebagian besar memakai busana batik sedangkan batik disuplai dari luar Kota Depok, dan ini adalah suatu peluang yang kami gunakan sebagai dasar mendirikan batik di Kota Depok dengan bekal ilmu membatik yang saya peroleh Ketika masih mengenyam pendidikan di SMAN ARGOMULYO di Bantul Yogyakarta,”ucap Suharno kepada awak media multinewsmagazine.com saat menceritakan awal berdirinya Rumah Batik Sejati Tradjumas miliknya.
Lebih lanjut pria berusia 57 tahun ini menerangkan, ”Dengan adanya potensi pasar batik dan kemampuan kami dalam membatik Tulis dan Cap Asli Tradisional, maka kami mulai membuat batik dengan modal awal 70.000.000, yang kami gunakan untuk membeli peralatan, bahan, dan tenaga kerja yang awalnya hanya sebanyak 5 orang. Saat ini Batik Tradjumas terus tumbuh dan berkembang di Kota Depok dan menjadi pembatik paling produktif di Kota Depok.”
“Tradjumas artinya Tradisional Menjunjung Masyarakat, dibawah bendera PT BATIK AJBURA TRADJUMAS (AJBURA = Ajari Budaya Rakyat) kami menjadi rekanan UMKM Pemkot Depok. Dan tujuan kami mendukung penuh Cen Mei Im pada ajang bergengsi Putri Batik Remaja Indonesia 2025 adalah demi memperkenalkan Batik Khas Depok ke tingkat nasional,” ujar Suharno.
Suharno juga mengungkapkan tujuan mensupport Cen Mei Im Puteri Remaja Jawa Barat Budaya sebagai wujud apresiasi dan bangga dengan gen Z yang berani mengenalkan dan menumbuh kembangkan budaya batik khas Kota Depok ke masyarakat lokal, regional maupun nasional dengan batik tradisional asli Cap, Tulis maupun batik Cap Kombinasi Tulis Produk Batik Tradjumas dengan kearifan lokal Kota Depok Jawa Barat.
“Batik tradjumas berharap Pemkot Depok terus memberikan pendampingan dan pembinaan terhadap Batik Tradjumas dengan kebijakan ASN Pemkot Depok mengenakan batik khas Kota Depok, kemudian Siswa SD, SMP dan SLTA juga mengenakan batik khas Kota Depok dengan motif kearifan lokal Kota Depok sebagai identitas sekolah. Dan saya berharap juga pihak Disdik Kota Depok membuat program mata pelajaran seni membatik dan praktek membatik dengan motif kearifan lokal Kota Depok sebagai Tradisi Menjunjung Masyarakat lebih baik dalam kehidupan ekonominya,” ungkapnya.
Suharno juga mengatakan adanya beberapa kendala yang dihadapi Rumah Batik Sejati Tradjumas miliknya.
“Ada beberapa kendala yang kami hadapi, pertama adalah permasalahan sulitnya SDM membatik asli warga Depok. Warga masyarakat Kota Depok yang mengenal batik Depok hanya di kisaran 15 – 20 % dari populasi penduduk Depok, yang akhirnya membuat pedagang batik membuat batik Depok di luar wilayah Depok, permasalahan kedua terkait pemasaran Batik Depok dan permasalahan ketiga terkait permodalan usaha,” pungkasnya.
