[ad_1]
MultiNewsMagazine.com – Turunnya angka pengidap Covid-19, membuat kebijakan pemerintah diperlonggar. Terkini, pemerintah izin bagi masyarakat untuk melaksanakan kegiatan besar seperti konferensi, pameran dagang, acara olahraga, festival konser, pesta hingga acara pernikahan besar.
“Pemerintah kini dapat memberikan izin untuk mengadakan perhelatan dan pertemuan berskala besar yang melibatkan banyak orang, asalkan mematuhi pedoman penyelenggaraan yang telah ditetapkan,” kata Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate melalui keterangan resmi.
Kebijakan tersebut dihadirkan untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya di sektor pariwisata. Upaya pemulihan sektor pariwisata diharapkan dapat menjadi mesin penggerak kegiatan ekonomi dan memberikan dampak turunan positif kepada sektor lain.
Berdasarkan pantauan Kementerian Kesehatan, tingkat mobilitas masyarakat saat ini sudah jauh meningkat dibandingkan masa PPKM Darurat pada Juli atau masa PPKM level 4 pada awal Agustus.
Mobilitas di hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan. Bahkan tingkat mobilitas di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sudah melampaui level sebelum pandemi.
Terkait hal tersebut, Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko mengingatkan risiko penyebaran Covid-19 semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya mobilitas masyarakat.
“Belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus Covid-19 di tanah air terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan orang meningkat,” ujar Tri.
Belum lagi, lanjut Tri, Indonesia akan menghadapi hari libur keagamaan serta mendekati libur tahun baru yang akan membuat mobilitas masyarakat kian tinggi.
Ancaman gelombang ketiga Covid-19 juga semakin besar jika capaian vaksinasi tidak sampai 50 persen pada Desember 2021. “Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya,” kata Tri Yunis.
Menurutnya, kalaupun capaian vaksinasi bisa sampai 50 persen, lonjakan kasus masih bisa tetap terjadi kalau mobilitas masyarakat tidak dibatasi di periode libur panjang akhir tahun ini.
Dalam skenario ini, lanjut Tri, lonjakan kasus diperkirakan akan terjadi selambat-lambatnya pada Maret 2022. Tri Yunis juga mengingatkan, puncak kasus juga bisa terjadi jika penelusuran kontak lambat dan pengawasan saat pasien Covid-19 isolasi mandiri lemah.
“Jadi ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T lemah,” ujarnya.
Perlu Adanya Percepatan Vaksinasi
Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan program vaksinasi Covid-19.
Percepatan vaksinasi perlu dilakukan untuk mengendalikan dampak potensi penularan Covid-19, terutama pada momen liburan akhir tahun.
Hal tersebut disampaikannya dalam acara vaksinasi dan pemberian bansos yang diselenggarakan oleh Bharatasena Akabri 1996 di SMKN 2 Tangerang.
“Sebentar lagi juga akan ada perayaan Tahun Baru, Natal. Pengalaman kita di acara hari raya besar, meski sudah ada pembatasan mobilitas, tetap saja terjadi arus warga yang signifikan. Akibatnya terjadi lonjakan kasus,” katanya.
Oleh karenanya, kata Puan, vaksinasi harus terus digenjot di samping penerapan protokol kesehatan yang tidak boleh kendor.
“Kita tahu, wilayah ini (Jabodetabek) paling tinggi mobilitas penduduknya, apalagi dengan mulai dibukanya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat,” imbuhnya.
Dia menyebut percepatan vaksinasi di wilayah aglomerasi perlu dilakukan mengingat berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Satgas Penanganan Covid-19, salah satu sumber besar penularan Corona diakibatkan oleh mobilitas penduduk.
“Karena itu, percepatan vaksin untuk wilayah ini harus terus digenjot sebagai antisipasi dari sisi hulu,” ucapnya.
Semua pihak mewaspadai potensi terjadinya gelombang ketiga Covid-19 akibat libur akhir tahun.
Puan menyebut, jangan sampai terulang lagi lonjakan kasus Corona seperti Juni-Agustus lalu.
“Maka sebelum bulan Desember, Jabodetabek sebagai wilayah yang mobilitas penduduknya sangat tinggi, harus sudah mencapai kekebalan komunal,” imbuhnya.
Dalam kesempatan lainnya, Satgas COVID-19 mengakui adanya potensi gelombang ketiga Covid-19 di RI. Meski tanpa prediksi waktu, Satgas optimistis gelombang ketiga masih bisa dicegah dengan penerapan protokol kesehatan secara optimal.
“Third wave (gelombang ketiga) ini bukan hal tidak mungkin. Bahkan besar kemungkinan bisa terjadi bila masyarakat tidak taat protokol kesehatan. Jadi tentu kampanye yang akan kami terus-menerus serukan kepada masyarakat adalah ayo pakai masker, dijaga jaraknya, dijaga kebersihannya,” terang anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sub Bidang Mitigasi, dr Fala Adinda.
“Jika itu semua bisa konsisten, dilakukan di seluruh lapisan masyarakat, mudah-mudahan third wave tidak terjadi,” pungkasnya.
[ad_2]
Source link