Masih Kuat Tiga Periode Pimpin NU, Kyai Said Kini Dapat Tandingan

Masih Kuat Tiga Periode Pimpin NU, Kyai Said Kini Dapat Tandingan

[ad_1]


MultiNewsMagazine.com – Nahdatul Ulama (NU) bakal menggelar Muktamar ke-34 pada 23-26 Desember 2021 mendatang di Lampung, Sumatra dengan salah satu agenda utamanya adalah pemilihan Ketua Umum PBNU menggantikan KH. Said Agil Siradj yang masa jabatannya sudah akan berakhir..

Selain tanfidziyah (pengurus harian) NU juga akan memilih Rois Aam atau pemimpin ulama tertinggi dalam organisasi NU yang saat ini dipimpin oleh KH Miftahul Akhyar, kyai asal Jawa Timur yang juga adalah pengasuh Pondok Pesantren Miftahus Sunnah, Surabaya.

Beberapa nama pun sudah mulai rame dibicarakan dan sudah santer disebut-sebut bakal menggantikn Kyai Said, sapaan KH. Said Agil Siradj, sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai calon kuat Ketua Umum PBNU telah dimunculkan ke publik.

Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic). Dalam surveinya juga menyebutkan adanya hal sama, bahwasanya sama juga yang terjadi pada survei yang dilakukan, muncul beberapa kandidat calon Ketua Umum PBNU.

Dari nama-nama yang muncul itu antara lain adalah, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur Marzuki Mustamar, Kyai muda asal Rembang Bahaudin Nursalim (Gus Baha), Ketua PWNU Jatim Hasan Mutawakkil Alallah, Chatib Aam PBNU Yahya Cholil Staquf dan Ketua Umum PBNU saat ini (inkamben) Said Aqil Siradj.

Namun diketahui belakangan sesuai dengan perkembangan terkini,  bahwa banyak disebutkan adalah dua nama calon terkuat, yaitu Said Aqil Siradj (Kyai Said) dan Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).

Adapun Said Aqil adalah incumbent Ketua Umum PBNU saat ini dan sudah menjabat selama dua periode sebagai Ketua Umum PBNU yang terpilih dua kali muktamar, pertama pada gelaran Muktamar di Makassar untuk periode 2010-2015 dan terpilih kembali di muktamar ke-33 di Jombang untuk masa periode kepengurusan 2015-2021.

Sedangkan Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) adalah Chatib Aam, Sekretaris PBNU.

Bagikan Jika Anda Suka

Keduanya dinilai layak dan mumpuni untuk menjadi pemimpin organisas warga nahdhiyin yang berdiri sejak tahun 1926 itu.

Kyai Said adalah guru besar ilmu tasawuf alumni dari Universitas Ummul Qura, Mekkah dan mengasuh Pesantren Al-Tsaqofah di Ciganjur, Jakarta Selatan.

Kyai Said yang lahir di Cirebon, pada 3 Juli 1953 mengaku dirinya sudah siap dan tidak masalah jika harus tiga periode.

Adapun KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) yang juga merupakan seorang Kyai dari Rembang, adalah figur alternatif calon ketua umum yang saat ini didukung untuk menggantikan Kyai Said.

Gus Yahya sendiri soal dukungan, sudah banyak dari pengurus wilayah yang mendukungnya.

Kyai kelahiran Rembang 16 Februari 1966 ini pada saat ini merupakan tokoh NU yang pada saat ini sedang menjabat sebagai Chatib Aam Syuriah PBNU.

Yahya Cholil Staquf adalah mantan juru bicara Presiden ke-4 Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Gus Yahya juga semakin dikenal ketika ia terpilih sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) pada 2018 lalu, untuk menggantikan KH. Hasyim Muzadi, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang wafat pada 2017 lalu.

Nama berikutnya ada KH Hasan Mutawakkil Alallah. Kyai kelahiran 15 April 1959 pernah kuliah di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta hingga Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir. Pada saat ini dirinya memimpin PWNU Jawa Timur.

Bagikan Jika Anda Suka

Adapaun KH Marzuki Mustamar yang merupakan Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur, juga adalah seorang Kyai yang kharismatik dan memiliki banyak santri juga pendukung.

Sementara itu Gus Baha atau nama lengkapnya adalah Bahaudin Nursalim cukup dikenal luas dikalangan publik, Gus Baha lahir pada 29 September 1970.

Gus Baha juga dikatakan masih memiliki garis keturunan raja dan ulama Jawa. Gus Baha juga sangat dikenal bahwa dia adalah sosok yang alim dan mumpuni di bidang fikih, hadits, dan tafsir al-Quran.

Ia juga merupakan seorang Ketua Tim Lajnah Mushaf Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, ia juga kerap satu tim dengan para ahli-ahli Al-Qur’an dari seluruh Indonesia seperti Quraisy Syihab, Zaini Dahlan, Shohib dan para anggota Dewan Tafsir Nasional yang lain.

[ad_2]

Source link

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *