TIM UI PEDULI BERIKAN BANTUAN LOGISTIK HINGGA TRAUMA HEALING BAGI KORBAN BANJIR BANDANG DAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN SUKABUMI

TIM UI PEDULI BERIKAN BANTUAN LOGISTIK HINGGA TRAUMA HEALING BAGI KORBAN BANJIR BANDANG DAN TANAH LONGSOR DI KABUPATEN SUKABUMI

Multinewsmagazine.com – Universitas Indonesia (UI) melalui Tim Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) melakukan kegiatan “UI Peduli Kebencanaan: Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kabupaten Sukabumi”, pada Jumat (13/12). Kegiatan ini diikuti sejumlah mahasiswa dari Nursing First Aid Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) dan diketuai oleh salah seorang dosen FIK UI, Riri Maria, S.Kp., MANP.

Riri mengatakan, kedatangan Tim UI Peduli pada Jumat sore disambut dengan hujan di Desa Cikembang, Kecamatan Cikembar. Hujan berlangsung lama hingga Sabtu pagi (14/12). Tim kembali melanjutkan perjalanan menuju Desa Ciemas yang ditempuh dari Desa Cikembang selama kurang lebih 6 jam. Sepanjang perjalanan, tim melewati beberapa kecamatan dan desa, antara lain Kecamatan Jampang Tengah, Kecamatan Lengkong, Kecamatan Djampang Kulon, Kecamatan Ciracap, dan Kecamatan Waluran. “Jalan yang dilewati cukup terjal dan berbatu, serta tim menemukan beberapa titik yang terkena longsor sehingga mengakibatkan jalanan amblas,” ujar Riri.

Lebih lanjut ia megatakan, sesampainya di Kantor Kecamatan Ciemas, Tim UI Peduli bertemu dengan Koordinator Palang Merah Indonesia (PMI) Sukabumi, Endang. Ia mengungkapkan bahwa ada beberapa akses yang tidak dapat dilewati, seperti jalan Kiara Dua-Paltiga dan akses dari Desa Loji. “Bahkan akses dari Kantor Kecamatan Ciemas pun sangat sulit ditempuh. Baru pada Sabtu (7/12) –Minggu (8/12) akses tersebut dapat digunakan kembali, padahal kejadian sudah dari Selasa (4/12),” kata Endang.

Setelah melakukan koordinasi, Tim UI Peduli kembali melanjutkan perjalanan ke lokasi bencana, yaitu Desa Ciemas. Kepala Desa Ciemas Wahyu mengatakan bahwa Kampung Ciemas merupakan wilayah dengan kondisi terparah di Desa Ciemas, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. “Kampung Ciemas ini yang terparah dari yang lain, kami terisolir dari listrik dan sinyal selama 10 hari. Jalan menuju desa juga terputus sehingga informasi bencana dari sini sangat terlambat sampai ke pusat,” ujar Wahyu.

Ia menjelaskan bahwa bahan pangan yang sangat dibutuhkan adalah bahan makanan mentah. Pasalnya, medan yang sulit membuat pengantaran makanan siap saji menjadi tidak memungkinkan. Selain itu, desa ini terdiri dari kurang lebih 400 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 1.000 jiwa, mencakup Kampung Ciemas, Kampung Cigulusur, dan beberapa kampung lain di belakang gunung yang juga terdampak tanah longsor yang sangat parah.

Tidak hanya itu, warga juga kesulitan mendapatkan bahan bakar seperti BBM dan bahan bakar dapur, yang harus dicari di lokasi yang cukup jauh. Saat ini, warga perlahan kembali ke permukiman masing-masing, namun pemerintah setempat tetap membangun tenda posko sebagai upaya mitigasi.

Sementara itu, Tim UI Peduli juga menyambangi salah satu desa yang dilaporkan masih terandam banjir cukup parah, salah satunya adalah Desa Mandrajaya. Sesampainya di sana, tim di sambut oleh Kepala Desa Mandrajaya, Ajat. Ia melaporkan bahwa terdapat 298 KK atau 1.003 jiwa yang terdampak di empat kedusunan, yaitu Dusun Nyalindung, Dusun Ciawet, Dusun Citangkil, dan Dusun Cikadal.

Pada kesempatan ini, Tim UI Peduli memberikan bantuan berupa alat kebersihan 20 paket, sembako 50 paket, alat kebutuhan sekolah 600 paket, makanan bayi 50 paket, pembalut 50 paket, susu dan snack sehat 100 paket, dan kebutuhan dapur umum untuk kurang lebih 1500 jiwa yang dibagi untuk beberapa posko di Desa Ciemas dan Desa Mandrajaya. Tidak hanya itu, Tim UI Peduli juga melakukan trauma healing kepada anak-anak di posko kebencanaan.

“Kegiatan UI Peduli Kebencanaan ini merupakan bentuk kepedulian dan kolaborasi bersama pemerintah daerah setempat, Palang Merah Indonesia (PMI), dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukabumi untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana. Dengan upaya bersama, diharapkan masyarakat dapat segera bangkit dari dampak bencana dan melanjutkan kehidupan mereka dengan lebih baik,” kata Riri.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *