Multi News Magazine (19/11/2019) Untuk wilayah Curug Bojongsari, nama Ustad Waluyo, Shi., MH cukup dikenal dengan baik sebagai salah satu Tokoh Masyarakat Curug Bojongsari. Beliau menjabat sebagai Rois Syuriah Nahdatul Ulama (NU) Kelurahan Curug Bojongsari periode Tahun 2018-2023, Ketua Majelis Dzikir Al Fajri, dan Ahli Spiritualis dari Kota Cirebon yang dikenal sebagai Kota Wali (Kota tempat para Wali).
Sebagai orang yang diberikan mandat menjadi Rois Syuriah atau Ketua Ranting Kelurahan Curug Bojongsari, beliau berpendapat hal itu merupakan amanah yang harus dilaksanakan dengan mengimplementasikan ke dalam bentuk beberapa program kerja. Salah satu bentuk program kerja prioritas yang sedang beliau laksanakan adalah pembenahan struktural organisasi NU Curug Bojongsari, yaitu dengan membereskan management organisasi, membentuk muslimat NU, membentuk anak ranting NU, membentuk Fatayat NU, disamping pelaksanaan program kerja lainnya.
Organisasi Nahdatul Ulama (NU) secara pribadi memiliki arti tersendiri bagi Ustad Waluyo, kehadiran beliau di organisasi NU merupakan bentuk Ta’dzim dan pengabdian beliau dalam mengharapkan berkah dari Allah SWT melalui para guru dan ulama, karena NU adalah wadahnya para alim ulama yang didirikan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Dan eksistensi beliau di organisasi NU adalah bagian dari ibadah yang InsyaAllah dengan restu para ulama, hidup kita menjadi lebih berkah dan dapat memberikan kemaslahatan bagi umat sesuai dengan doa KH. Hasyim Asy’ari bahwa 1. Siapa saja yang hikmat di Nahdatul Ulama akan diakui sebagai santri beliau, 2. Didoakan oleh beliau, akhir hayatnya akan khusnul khotimah.
Obsesi pribadi seorang ustad Waluyo sebagai Ketua Ranting organisasi NU, “Saya ingin warga masyarakat NU yang ada di Kelurahan Curug Bojongsari yang mempunyai sejarah dari kakek neneknya bagian dari ahli sunah wal jamaah, tidak hanya amaliyah ibadahnya saja yang ditingkatkan, tapi secara pergerakan atau harokahnya juga diharapkan masuk ke dalam wadah organisasi NU. Untuk bersama-sama menghidupkan dan membesarkan organisasi NU dan memiliki rasa jiwa nilai-nilai NU, memasyarakatkan NU dan Meng-NUkan masyarakat. Memasyarakatkan NU dan MengNUkan masyarakat artinya di dalam kultur masyarakat, amalan amaliyahnya azwaja Ahli Sunah Waljamaah bisa diterapkan.”
Ustad Waluyo lahir dan besar di desa Purbalingga, dan beliau masih keturunan trah garis keturunan Eyang Syech Maulana Pandan Sari yang dikenal dengan julukan Mbah Adeg Widuri yang berasal dari keturunan trah Kraton Cirebon. Julukan nama Adeg Widuri konon menurut cerita orang tua dulu, ketika Syeh Maulana Pandan Sari bertapa/tafakur dengan menancapkan pohon berduri yang akhirnya Eyang Syech Maulana Pandan Sari mukso/murca/menghilang di tempat tersebut yang berubah menjadi makam, sehingga masyarakat setempat menyebutnya sebagai Mbah Adeg Widuri. Dan sampai saat ini tempat tersebut menjadi makam beliau yang banyak dikunjungi para peziarah, baik dari kalangan para ulama dan masyarakat dari berbagai wilayah. Eyang Syech Maulana Pandan Sari konon menurut cerita turun temurun merupakan tokoh yang membabat alas yang saat ini dikenal sebagai Kabupaten Purbalingga, dan sejarahnya bisa dilihat di Google.
Sosok alumnus fakultas Syariah dan hukum Universitas UIN Syarief Hidayatullah Jakarta dan juga merupakan alumnus Universitas UPN Veteran Jakarta ini sejak usia 22 tahun sudah dianugerahi kemampuan ilmu spiritual dengan bimbingan sang guru bapak KH. Muhammad Sholeh yang berasal dari tanah Cirebon, dengan guru besarnya Syech Abdul Goni AL Tinumpuki. Dengan keberkahan metode dzikir dan doa yang diridhoi oleh Allah SWT, Alhamdulillah beliau sudah banyak membantu berbagai kalangan dengan berbagai macam keluhan permasalahan kehidupan.
Keberkahan dari metode dzikir dan doa yang diterapkannya, banyak orang yang pernah ditolong atau disembuhkan oleh beliau, sehingga menjadi sadar dan menjadi tekun beribadah kepada Allah SWT yang pada akhirnya mereka meminta dibimbing menjadi santri dan bergabung menjadi jamaah Majelis Dzikir Al Fajri yang dipimpinnya.
Sebagai seorang Spiritualis, beliau memprediksi bahwa dalam ajang Pilkada Kota Depok nanti, sepertinya pihak yang saat ini berkuasa, masih akan mendapat kepercayaan masyarakat untuk memimpin Kota Depok kembali untuk periode mendatang. (Erna Multiningsih)
DATA PRIBADI
Identitas Diri
Nama : Waluyo,SHI., M.H.
TempatTanggalLahir
Agama
Status Perkawinan
:
:
:
Purbalingga, 20 September 1970
Islam
Kawin
Indonesia
Jl.Baitul Amin No. 70, RT.03, RW.02 KelurahanCurug,KecamatanBojongsari, Kota Depok. KodePos 1651
Warga Negara :
AlamatRumah :
Keahlian/Kompetensi
1 . Konsiliator dan Mediator.
2 . Hukum Islam
3. HukumAcara (Perdata )
4.. Tabligh/Ceramah
Riwayat Pendidikan
Magister Hukum (M.H.) Program Studi lmu Hukum, Fakultas Hukum
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. (S2) Tahun 2017
Pendidikan Sertifikasi Mediator, PMN (Pusat Mediasi Nasional) Jakarta Tahun 2013
PKPA Pendidikan Keterampilan Profesi Advokat, Jakarta Tahun 2012
Jurusan Peradilan Agama (Ahwalul Syakhsyiyah) Fakultas Syariah & Hukum UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta (S1) Tahun 2009
Riwayat Pekerjaan
Mediator Pengadilan Agama Depok Tahun 2013
Mediator Pengadilan Agama Cibinong Tahun 2014-2015
Konsultan Analisis Kebijakan Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Pusat Dirjen Pendidikan Islam Tahun 2012
Riwayat Organisasi
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Bojongsari Bidang Komisi Fatwa dan Hukum Tahun 2018-2023
Nahdatul Ulama ( NU) Kota Depok Sebagai Rois Syuriah (Ketua) Ranting Kelurahan Curug, Bojongsari, Depok, Sebagai Khatib Nahdatul Ulama Kecamatan Bojongsari , Depok Tahun 2018-2023
HISSI (Himpunan Sarjana Syariah Indonesia) Jakarta, Humas (Hubungan Masyarakat) Tahun 2009-sekarang
Pendiri & Ketua MajelisDzikir Al-Fajri, Kelurahan Curug, Bojongsari Depok Tahun 2000-sekarang.
Humas, Partisan Siliwangi Kabupaten Cirebon Tahun 1995-1999