Multinewsmagazine.com – Pada tanggal 9 Februari 2025, seluruh insan pers di muka Bumi Nusantara secara serentak memperingati Hari Pers Nasional yang merupakan hari yang sangat sakral bagi para insan pers di Indonesia. Hari Pers Nasional tahun 2025 ini mengusung tema “Pers Mengawal Ketahanan Pangan Untuk Kemandirian Bangsa”. Tema ini menegaskan peran strategi pers dalam keberlanjutan sistem pangan berbasis inovasi dan kearifan.
Bicara tentang Hari Pers Nasional atau HPN yang biasa diperingati para insan pers Kota Depok setiap tahunnya, ada baiknya kita sedikit flash back mengenang jasa beberapa pejabat Pemkot Depok kepada para insan pers Kota Depok.
Sidik Mulyono mantan Kadis Kominfo Kota Depok adalah salah satu pejabat Pemkot Depok yang dijuluki sebagai ‘Bapak’nya para insan pers Kota Depok selama beliau menjabat sebagai Kadis Kominfo Kota Depok dari bulan Mei 2017 sampai dengan September 2021. Saat kepemimpinan Sidik Mulyono di Dinas Kominfo Kota Depok, dirinya pernah mengadakan acara Media Gathering sebanyak 2 kali untuk mempererat tali silaturahim para insan pers Kota Depok dengan Pemkot Depok..
Berkaitan dengan Hari Pers Nasional, Sidik Mulyono memberikan ucapannya disertai harapan semoga pers nasional semakin jaya.
“Selamat Hari Pers Nasional, Semoga Pers Nasional semakin Jaya Serta Menjadi Garda Terdepan Dalam Penyajian Berita yang Aktual dan Bebas Hoax,” ucap Sidik Mulyono kepada awak media multinewsmagazine.com, Senin (11/2/2025).
Sidik Mulyono yang saat ini menjabat sebagai Kadisnaker Kota Depok ini juga menghimbau kepada seluruh awak media Kota Depok.
“Himbauan saya: Agar seluruh awak media Depok terus mengasah kompetensinya di bidang penyajian berita, sehingga dapat menciptakan masyarakat yang berkecukupan informasi publik baik isu politik, sosial, budaya, maupun ilmu pengetahuan terkini,” ujarnya.
Pejabat Pemkot Depok yang saat ini sedang fokus menurunkan angka pengangguran di Kota Depok ini juga mengatakan bahwa dunia jurnalistik itu adalah dunia netral, yang seharusnya mampu menyajikan berita yang berimbang dan aktual tanpa ada dependensi dan mampu mengedukasi masyarakat melalui produk-produk jurnalistik.
“Dan menurut saya permasalahan yang krusial (mohon maaf bila salah) adalah kompetensi, profesional, dan kesejahteraan. Kompetensi dalam penyajian berita, masih banyak yang mengabaikan kesalahan ketik atau penulisan. Profesional dalam arti fokus bekerja sebagai awak media, bukan yang lain. Kesejahteraan terkait jaminan upah yang diterima dari masing-masing media,” pungkas Sidik Mulyono.