Multinewsmagazine.com – Universitas Indonesia (UI) bersama Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PMK) serta Institut Pertanian Bogor (IPB) menyelenggarakan seminar bertajuk “Optimalisasi Kelembagaan Ekonomi Desa Menuju Masyarakat Berdaya: Sinergi BUMDes dan Koperasi Merah Putih sebagai Pilar Ekonomi Desa”, pada Selasa (17/6), di Balai Sidang UI, Kampus Depok.
Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU, dalam sambutannya menegaskan bahwa perguruan tinggi memiliki peran penting dalam membangun kapasitas kelembagaan ekonomi desa melalui riset, edukasi, dan pendampingan. “Universitas Indonesia berkomitmen untuk menjadi katalisator perubahan yang nyata bagi desa-desa di Indonesia, tidak hanya dari sisi akademik, tetapi juga sebagai mitra strategis dalam membangun kapasitas kelembagaan dan ekonomi masyarakat akar rumput,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Asisten Deputi Ketahanan Desa dan Perdesaan Kemenko PMK, Dr. Suwatin, S.Sos., M.A., menekankan bahwa integrasi kelembagaan antara BUMDes dan KDMP merupakan langkah konkret dalam membangun sistem ekonomi desa yang inklusif dan adaptif terhadap tantangan zaman. “Dengan tata kelola yang baik dan inovasi berkelanjutan, kedua entitas ini dapat menjadi motor penggerak ekonomi desa yang tangguh.”
Dalam seminar ini, keynote speech disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu, Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris. Ia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam membangun kelembagaan ekonomi desa yang berkelanjutan.
Pada acara tersebut, hadir sejumlah narasumber yaitu, Deputi Bidang Pengembangan Usaha Koperasi Kementerian Koperasi dan UKM, Panel Barus; Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa dan Daerah Tertinggal Kementerian Desa PDTT, Dr. H. Tabrani, M.Pd.; Rektor IPB University, Prof. Dr. Arif Satria; Direktur Utama BRI, Hery Gunardi; Senior Vice President Micro Development and Agent Banking Bank Mandiri, M. Gumilang; serta Presiden Direktur Pertamina Foundation, Agus Mashud S. Asngari. Hadir pula para pemerhati BUMDes dan koperasi desa seperti Yani Setiadi, S.Sos., M.M. dan Nurfalah Zahir, S.E., Cpas.
Dalam diskusi panel, Prof. Arif Satria memaparkan praktik baik dari program One Village One CEO (OVOC) sebagai model integrasi inovasi, kewirausahaan, dan kelembagaan desa yang berhasil diterapkan di ribuan desa di Indonesia. Sementara itu, Panel Barus, menyoroti pentingnya pembentukan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih sebagai pusat aktivitas ekonomi lokal yang mampu menjawab tantangan distribusi, akses pembiayaan, dan pemberdayaan warga desa.
Di sisi lain, Agus Mashud, Presiden Direktur Pertamina Foundation, memaparkan kontribusi lembaganya dalam pemberdayaan masyarakat desa melalui program Desa Energi Berdikari. Ia juga menjelaskan program beasiswa Sobat Bumi yang dikembangkan bersama 40 perguruan tinggi mitra, di mana setiap penerima diwajibkan menginisiasi green initiative yang terintegrasi dengan program pemberdayaan desa.
“Keterlibatan koperasi dan BUMDes, bersama sektor industri, akademisi, dan pemerintah daerah sebagai fasilitator, merupakan kunci untuk mengarahkan masyarakat desa menuju kemandirian yang berkelanjutan,” tegasnya.
Dalam panel lanjutan bertajuk Optimalisasi Kelembagaan Ekonomi Desa, Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Desa Kementerian Desa, Rafdinal, S.Sos., M.T., menekankan pentingnya revitalisasi BUMDes sebagai instrumen demokrasi ekonomi yang menjembatani potensi lokal dengan program strategis nasional seperti ketahanan pangan dan makan bergizi gratis.
“BUMDes bukan hanya badan usaha, tapi instrumen pembangunan desa yang berbasis partisipasi dan manfaat nyata bagi warga,” jelasnya.
Dukungan sektor perbankan turut disampaikan oleh Executive Vice President BRI, Dani Wildan, yang menjelaskan komitmen BRI melalui program Desa Brilian dan Agen BRILink yang menjangkau lebih dari 35 juta nasabah UMKM desa. Sementara itu, SVP Bank Mandiri, M. Gumilang, menggarisbawahi kesiapan institusinya dalam mendukung pembiayaan KDMP melalui literasi keuangan, pelatihan, dan pengembangan ekosistem koperasi yang berkelanjutan.
Pemerhati BUMDes sekaligus Ketua Umum Asosiasi BUMDes Seluruh Indonesia (ABUMDSI), Nurfalah Zahir, S.E., Cpas., bersama Yani Setiadi, S.Sos., M.M., yang juga dikenal sebagai praktisi koperasi desa, menegaskan pentingnya penguatan kelembagaan ekonomi desa melalui sinergi berbagai pihak.
“Jika 50 persen saja BUMDes mampu membayar pajak penghasilan sebesar 100 juta rupiah per tahun, maka akan ada kontribusi sebesar 4 triliun rupiah untuk negara. Inilah bukti bahwa desa yang berdaya adalah kekuatan ekonomi bangsa,” tutur Nurfalah.
Yani Setiadi menambahkan, integrasi antara BUMDes dan koperasi desa akan membentuk ekosistem ekonomi lokal yang lebih kokoh, inklusif, dan mandiri.