UI–CHUNG SHAN MEDICAL UNIVERSITY KOLABORASI BIDANG EDUKASI DAN RISET KESEHATAN 

UI–CHUNG SHAN MEDICAL UNIVERSITY KOLABORASI BIDANG EDUKASI DAN RISET KESEHATAN 

Multinewsmagazine.com – Universitas Indonesia (UI) bersama Chung Shan Medical University (CSMU) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) terkait kerja sama di bidang edukasi dan riset kesehatan, pada Jumat (8/8) di Taichung, Taiwan. Kedua pihak akan bekerja sama dalam lima bidang utama, yaitu pertukaran dosen, pertukaran mahasiswa, pengembangan kurikulum bersama, penelitian kolaboratif, dan praktik klinis.

Rektor UI, Prof. Dr. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng., IPU mengapresiasi integrasi antara pendidikan dan layanan klinis yang dijalankan oleh CSMU. Ia berharap melalui kunjungan selama empat hari, UI dapat mempelajari secara langsung sistem pelatihan dosen, program magang, dan mekanisme kolaborasi lintas disiplin di CSMU, guna memperdalam kerja sama substantif antara kedua institusi.

“Kerja sama ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan mahasiswa dan fakultas dari kedua universitas. Hal ini dapat diwujudkan melalui program-program seperti pertukaran pelajar dan program gelar ganda. Melalui kolaborasi ini UI dan CSMU dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan riset, mengembangkan SDM, dan memperkuat jaringan internasional,” ujar Prof. Heri.

Sementara itu, President Chung Shan Medical University, Prof. Huang Chien-Ning mengatakan bahwa rumah sakit pendidikan yang dikelola CSMU akan menjadi basis praktik klinis yang penting bagi mahasiswa Indonesia dan pasien rujukan dari negara tersebut. Sejak 2017, CSMU mengembangkan Program Kerja Sama Pelayanan Kesehatan Gigi New Southbound Policy, bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Gigi UI untuk hubungan akademik dan klinis jangka panjang.

Menurutnya, UI adalah salah satu institusi pendidikan terkemuka di Asia Tenggara. Baik UI maupun CSMU, keduanya memiliki rumah sakit pendidikan yang dapat saling melengkapi. Kerja sama ini akan diperluas ke bidang kesehatan masyarakat, teknologi kesehatan berbasis kecerdasan buatan (AI), serta keperawatan. Bentuk kerja sama konkret lainnya termasuk program gelar ganda (dual degree), pertukaran jangka pendek, dan COIL (Collaborative Online International Learning) atau kuliah daring internasional kolaboratif.

Ia mengatakan, “Dalam enam bulan ke depan, kedua pihak menargetkan untuk menyelesaikan penandatanganan perjanjian implementasi teknis dan memulai serangkaian program aksi yang menyelaraskan pendidikan dan praktik klinis. Hal ini diharapkan dapat memperkuat visibilitas internasional pendidikan kedokteran Taiwan di kawasan New Southbound.”

Dalam kesempatan itu, Prof. Huang juga bercerita tentang remaja berusia 15 tahun asal Indonesia, yang menderita prognatis mandibula parah (protrusi rahang bawah) dan gangguan pertumbuhan gigi permanen. Selama tujuh tahun, pengobatannya tidak berhasil karena kemampuan bedah ortognatik di daerahnya terbatas. Berkat inisiatif dan komunikasi dari Dr. drg. Nia Ayu Ismaniati, MDSc., Sp.Ort(K)., Subsp. D.D.T.K—yang juga merupakan Kepala Badan Kerjasama dan Kewirausahaan UI—remaja tersebut dirujuk ke Rumah Sakit Pendidikan CSMU untuk mendapat perawatan.

Kasus tersebut menjadi pendorong utama terlaksananya penandatanganan MoU antara UI dan CSMU. Prof. Kao Chia-Tze, Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi CSMU yang terlibat dalam proses rujukan, menyampaikan bahwa layanan kesehatan bukan hanya tentang dukungan teknis, melainkan juga bentuk kepercayaan profesional dan praktik nyata kolaborasi lintas negara. Kasus remaja Indonesia tersebut menunjukkan penerapan kedokteran presisi, sekaligus menjadi langkah konkret dalam perluasan kerja sama internasional di bidang medis dalam kerangka kebijakan New Southbound.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *