Multinewsmagazine.com – Puluhan peneliti asal Indonesia dan Belanda mengikuti lokakarya penulisan proposal riset untuk memfasilitasi terjalinnya kolaborasi riset yang tidak hanya menghasilkan pengetahuan baru, tetapi juga dapat menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat.
Kolaborasi tersebut diikuti oleh 40 peneliti dari lima perguruan tinggi di Indonesia dan tiga kampus Belanda. Lima perguruan tinggi asal Indonesia itu ialah Universitss Indonesia (UI), Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Mulawarman; sedangkan tiga kampus dari Belanda yakni Leiden University, TU Delft, dan Erasmus University Rotterdam.
Pendanaan riset kolaboratif antara peneliti Indonesia dan Belanda itu menggunakan skema matching fund, yakni pendanaan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) bagi peneliti Indonesia dan pendanaan senilai sama dari mitra LDE (Leiden-Delft-Erasmus) Universities bagi peneliti asal Belanda.
Direktorat Pendanaan dan Ekosistem Riset (DPER) UI bekerja sama dengan LDE Universities Centre Indonesia menyelenggarakan lokakarya penulisan proposal riset kolaboratif. Lokakarya tersebut merupakan salah satu kegiatan dari konsorsium INUCoST (Indonesia-Netherlands Universities Consortium on Sustainable FuTures).
Pada lokakarya hari pertama, yang digelar pada 22 Agustus 2025, para narasumber menekankan pentingnya kolaborasi riset internasional untuk memperkuat kapasitas penelitian nasional dan membentuk kemitraan strategis yang sejalan dengan prioritas riset nasional Indonesia serta kepentingan global dalam bidang berkelanjutan. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menyusun kerangka kerja sama riset yang lebih terarah dan menghasilkan draf proposal lebih konkret, mencakup tujuan, metodologi, dan pembagian peran antar-mitra yang siap diajukan ke program pendanaan INUCoST. Lokakarya itu dibuka oleh Prof. Rani Sauriasari selaku Direktur Pendanaan dan Ekosistem Riset dan Prof. Wim van den Doel selaku ketua LDE.
Dengan terselenggaranya kegiatan itu, kemitraan yang lebih kuat diharapkan dapat terjalin antara perguruan tinggi Indonesia dan konsosrisum LDE dalam menghasilkan riset inovatif yang memberikan dampak signifikan bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Divisi Pendanaan Riset LPDP Purwana juga turut memberikan sambutan dan apresiasi atas terjalinnya kolaborasi riset antara akademisi Indonesia dan Belanda untuk angkatan kedua ini. Selanjutnya, Kepala Sub Direktorat Penelitian, Direktorat Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat Kemendiktisaintek Erlin Puspaputri mempresentasikan panduan untuk penulisan proposal. Kepala Subdivisi Penilaian Pendanaan Riset LPDP Adisty Dwi Lestari juga memberikan presentasi terkait penyusunan RAB dan komponen anggaran yang bisa digunakan dan tidak menggunakan dana LPDP.
Acara itu dihadiri oleh 40 tim peneliti yang sudah terdaftar dan mendapatkan mitra dari LDE. Pada saat lokakarya, para peneliti dibagi menjadi enam kelompok berdasarkan minat, yaitu Non-Communicable Diseases, Mental Health, Public Health, AI & Digital Technology, Climate Change Adaptation and Mitigation, dan Energy Transition & Energy Justice. Panitia menyediakan beberapa sesi diskusi untuk masing-masing tim dan dalam sesi itu mereka dapat mendiskusikan pembagian kerja dan rencana penelitian.
Kemudian, pada hari kedua, para peneliti kembali melanjutkan diskusi dan merumuskan extended outline pada siang hari untuk memfasilitasi peneliti dari Belanda yang berhalangan hadir secara langsung di UI agar tetap dapat berdiskusi dengan timnya melalui aplikasi Zoom Meeting. Para peneliti juga diajak untuk campus tour dan mengunjungi beberapa tempat, di antaranya i-Cell, AiCI, dan Rumah Sakit Universitas Indonesia. Kegiatan tur tersebut dikemas secara menarik dan interaktif, karena di setiap kunjungan, perwakilan lembaga memberikan informasi dan membuka kesempatan tanya jawab dengan peneliti.
Para peneliti dapat melihat berbagai hasil studi akademisi dari Fakultas Teknik UI yang dapat memproduksi berbagai peralatan modern, seperti bus listrik, drone untuk pengairan sawah, dan pembangunan sekolah dari puing-puing gempa. Sementara itu, tim dari AiCI memamerkan robot yang memberikan welcoming dance serta berbagai kegiatan edukasi yang melakukan dengan institusi pendidikan dari berbagai jenjang.
Para peneliti juga berinteraksi dengan pihak RSUI yang memaparkan kegiatan rumah sakit pendidikan yang terbuka untuk pelaksanaan kolaborasi riset yang tidak hanya dalam bidang Kesehatan, tetapi juga sosial dan teknologi kesehatan. Pada akhir acara, Direktur LDE Centre Indonesia Marrik Bellen memberikan semangat kepada para peneliti agar penulisan proposal dan riset ke depan bisa berjalan lancar.






