Multinewsmagazine.com – Berdasarkan sejarah, Cirebon adalah pusat akulturasi, Cirebon merupakan kota dagang di pesisir utara Pulau Jawa yang menjadi lokasi strategis bertemunya berbagai bangsa dan budaya. Hal ini membuat akulturasi budaya tidak hanya terjadi pada bangunan keraton tetapi juga pada kesenian dan tradisi lainnya di Cirebon
Keraton Kasepuhan Cirebon adalah hasil akulturasi budaya dari pengaruh Cina, Hindu, Jawa, Arab, dan Eropa, yang terlihat pada arsitektur, interior, hingga barang-barang peninggalannya, dan menjadi bukti pentingnya Cirebon sebagai kota pelabuhan yang menjadi titik pertemuan berbagai bangsa dan kebudayaan.
Demi menjaga kelestarian keberadaan Keraton Kasepuhan Cirebon dan Keraton Kanoman, Syarif Maulana Pangeran Heru Rusyamsi Arianatareja, S.Psi., M.H.yang bergelar Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja berharap dapat terus melestarikan warisan sejarah Cirebon di tengah modernisasi.
“Sebagai pewaris tradisi dan budaya, Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman diharapkan dapat terus melestarikan warisan sejarah Cirebon di tengah modernisasi. Hal ini mencakup menjaga artefak, bangunan bersejarah, dan melaksanakan upacara adat,” ujar Mama Sultan Sepuh Jaenudin II Arianatareja kepada awak media multinewsmagazine.com, Jumat (5/9/2025). (Mama adalah panggilan kepada orang tua dalam bahasa Cirebon)
Mama Sultan Sepuh juga mengatakan bahwa Keraton diharapkan menjadi pusat pengembangan seni dan budaya Cirebon, seperti batik, tari, musik, dan bahasa Cirebon. Selain itu, keraton diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata budaya yang dapat meningkatkan perekonomian lokal .
“Keberadaan saya sebagai Sultan Sepuh dan keraton-keraton Cirebon diharapkan dapat menjadi simbol persatuan dan identitas masyarakat Cirebon. Keraton dapat berperan sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik dan menjaga kerukunan antar umat beragama dan golongan,” katanya.
Mama Sultan Sepuh juga menambahkan, “Dan juga Keraton diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat Cirebon melalui kegiatan sosial, pendidikan, dan keagamaan.”
Tidak dipungkiri memang ada beberapa kendala yang dihadapi oleh Mama Sultan Sepuh dalam upayanya melestarikan warisan sejarah Cirebon di tengah modernisasi.
“Ada beberapa kendala yang dihadapi, pertama Polemik Keturunan di Kasepuhan, dimana keluarga mama yang dikudeta selama 234 tahun lalu semenjak terbunuhnya Sultan Sepuh Matangaji pada tahun 1768 hingga saat ini, dan Tata Kelola Keraton muncul persoalan terkait sejarah gelap (babad peteng peristiwa kudeta) yang berhubungan dengan polemik keturunan atau nasab, serta tata kelola Keraton Kasepuhan yang diduga sarat dengan penyelewengan anggaran dan hilangnya aset aset warisan leluhur yang mereka jual jual dan bisniskan, karena dari mulai Sultan Sepuh VI sampai dengan Sultan Sepuh XIV Arif itu bukan turunan dari Kanjeng sunan Gunung Jati dan Pangeran Cakrabuana,” ungkap Mama Sultan Sepuh.
“Kedua, Keterbatasan Sumber Daya finansial menjadi kendala dalam menjalankan fungsi-fungsi dan tata kelola masyarakat adat, karena seluruh aset diambil secara sepihak oleh pihak pemerintah, padahal aset-aset Kesultanan Cirebon dalam sejarah tidak pernah diserahkan kepada Indonesia,” terang Mama Sultan Sepuh.
Di ujung percakapan, Mama Sultan Sepuh menghimbau kepada Pemerintah Kota Cirebon, khususnya Dinas Cagar Budaya Kota Cirebon.
“Mama menghimbau kepada Pemerintah untuk memberikan perhatian khusus dan dukungan terhadap tiga keraton di Cirebon (Kasepuhan, Kanoman, dan Kacirebonan) dalam beberapa aspek, Pertama Pelestarian Cagar Budaya, Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan dana dan sumber daya untuk pelestarian bangunan fisik keraton yang merupakan cagar budaya. Hal ini termasuk perbaikan dan perawatan rutin agar bangunan tetap lestari, Kedua Pengembangan Pariwisata Budaya Keraton dapat menjadi daya tarik wisata yang penting bagi Cirebon. Pemerintah dapat membantu mempromosikan keraton sebagai destinasi wisata budaya dan mendukung pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata di sekitar keraton,” ucap Mama Sultan Sepuh.
”Ketiga, Dukungan untuk Kegiatan Budaya Pemerintah diharapkan dapat memberikan dukungan untuk penyelenggaraan upacara adat dan kegiatan budaya lainnya yang diselenggarakan oleh keraton. Kegiatan ini penting untuk melestarikan tradisi dan budaya Cirebon, Keempat Penyelesaian Konflik Internal Pemerintah diharapkan dapat berperan sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik internal yang mungkin terjadi di dalam keraton. Hal ini penting untuk menjaga stabilitas dan kelancaran kegiatan keraton, dan Kelima,Pengakuan dan Legitimasi Pemerintah yang sudah mama dapatkan sebagai Sultan Sepuh diharapkan Pemerintah Kota Cirebon dan Dinas Cagar Budaya dapat menjadi pertimbangan dalam penyelesaian konflik di Keraton Kasepuhan,harus bisa melihat secara dokumen, mana sultan sepuh yang sudah diverifikasi oleh negara dan mana yang tertolak, serta kuasa kelola cagar budaya Keraton Kasepuhan dapat diberikan kepada mama sebagai Sultan Sepuh yang ahli waris dari Kanjeng sunan Gunung jati dan Cakrabuana, dimana saat ini yang berperan aktif turun ke masyarakat adat di Cirebon adalah mama” pungkas Mama Sutan Sepuh Jaenudin II Arianatareja.






