Multinewsmagazine.com – Seni batik, warisan budaya tak benda Indonesia, terus berevolusi. Di Kampung Budaya Kemuning, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, semangat inovasi ini terasa kuat. Terutama ketika dalam pelaksanaan Program Inovasi Seni Nasional yang dilakukan oleh tim pelaksana dari Universitas Indraprasta PGRI. Tim terdiri dari dosen dan mahasiswa program studi Desain Komunikasi Visual yang diketuai oleh Fariz Al Hazmi, S.Pd., M.Sn, serta anggota dosen Fariko Edwardi, S,Pd., M.Sn dan Widya Nuriyanti SE., M.Pd.
Program Inovasi Seni Nasional merupakan salah satu program hibah berbasis seni yang diinisiasi oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. Program tersebut dilakukan oleh Tim berdasarkan mitra di Kampung Budaya Kemuning yang diketuai oleh bapak H. Ali Akipin memiliki kegiatan membatik sebagai pemberdayaan dan pelestarian mengalami beberapa permasalahan. Ketika terjadi Pandemi Covid-19, kegiatan membatik sempat terhambat karena sumber daya yang terbatas dan permintaan menurun. Produksi batik masih mengandalkan teknik tulis yang hanya dapat menghasilkan satu kain batik dalam satu bulan dengan desain yang terbatas. Kemudian, proses membatik yang belum efektif seperti proses nyanting belum rapi, takaran pewarna dan lama pelorodan menghasilkan karya batik dengan kualitas yang belum baik.
Dengan adanya permasalahan yang terjadi, Fariz bersama dengan tim melakukan program PISN dengan tujuannya yaitu sebagai upaya dalam melakukan diversifikasi terhadap desain seni batik yang ada di Kampung Budaya Kemuning. Melalui program tersebut, mereka memberikan pelatihan eksplorasi mendalam terhadap kearifan lokal dan peningkatan partisipasi Perempuan. Pelaksanaan inti kegiatan dilakukan selama 5 hari pada tanggal 3 sampai 7 November 2025 dengan kegiatan sosialisasi, persiapan alat bahan, pelatihan desain motif dan membuat canting cap dari kertas, pelatihan membatik dengan teknik cap, pelatihan resep pewarnaan jenis alami dan sintetis serta pelatihan promosi produk batik.
Para peserta tampak antusias dalam merancang motif batik dengan secara aktif menggali inspirasi dari lingkungan khas di sekitar mereka seperti motif padi, ayam wareng, bambu, bahkan membuat motif yang terinspirasi dari ornament yang ada di pemakaman bersejarah. Masing-masing peserta berhasil membuat desain motif yang kemudian diterapkan pada batik secara berkelompok. Pelatihan menghasilkan delapan desain batik dengan warna dan pola berbeda-beda sehingga memberikan keragaman desain pada hasil produksi. Adapun desain yang dihasilkan diberi penamaan yaitu batik pare tabur (padi tumpah), Awi sapotong-potong (bampu sepotong-potong), siger pahlawan, kotok kakurung (ayam terkurung) dan kombinasi 15 motif.
Melalui program inovasi seni nasional, batik Kabupaten Tangerang di Kampung Budaya Kemuning menjelma menjadi simbol keberagaman desain yang memikat, sekaligus motor penggerak ekonomi kreatif berbasis komunitas. Inti dari gerakan diversifikasi desain ini adalah partisipasi aktif kaum perempuan di Kampung Budaya Kemuning. Mereka tidak hanya berperan sebagai pelaksana (pembatik) tetapi juga sebagai pengambil keputusan dan inovator desain.






