Multinewsmagazine.com – Tanggapan beragam dari banyak pihak terkait acara debat terbuka Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Depok pada Minggu (03/11/2024) malam membuat suhu persaingan antar kubu kedua Paslon semakin menghangat.
Achmad Mauludin selaku Pengurus Lingkungam RW 01 Jatijajar memberikan tanggapannya.
“Paslon 01 dapat menjabarkan visi misi yang dimilikinya, sementara paslon 02 yang mengatakan mengusung perubahan malah tidak ada program perubahan yang dapat disampaikan, hanya menyampaikan program yang mirip dengan program kelanjutan milik Paslon 01 yang sudah dijalankan oleh Pemkot Depok saat ini. Pastinya paslon 02 tidak mempunyai Kreasi yang baru ketika mengungkapkan perubahan,” ucap Achmad Mauludin alias Erwe Mauludin, Senin (04/11/2024) kepada awak.media multinewsmagazine.com.
Saat membahas terkait masalah kemacetan dan sampah, Erwe Mauludin menilai Paslon Imam-Ririn sangat menguasai visi dan misi program kampanye politik mereka, sehingga pemaparannya sangat jelas dan dapat dimengerti oleh warga Depok.
“Paslon Imam-Ririn sangat menguasai debat terbuka, terkait masalah kemacetan, Paslon Imam-Ririn memberikan penjelasan yang dapat dimengerti oleh warga Depok, walau sempat kena jebakan Batman kelicikan Paslon 02 yang sempat diwarning oleh Host acara debat terbuka. Untuk kemacetan paslon Imam-Ririn bisa menjawab dengan yang telah dilaksanakan maupun kedepan yang akan dijalankan seperti melebarkan jalan, memfasilitasi trotoar untuk pejalan kaki, dan akan membangun fly over di jalan raya Sawangan,” ujar Erwe Mauludin.
Saat membahas masalah sampah, Erwe Mauludin menilai Paslon 02 tidak faham technologi mesin incinerator yang saat ini sudah berkembang lebih baik dan ramah lingkungan.
“Ketika dijelaskan mesin itu seharusnya sudah didapat di jaman sekda SS, tapi ternyata selama ini tugas yang diamanahkan oleh Walikota Depok tidak dapat dilaksanakan oleh Sekda SS. ini membuat warga Depok sangat kaget..Berkali kali paslon 02 mengkritisi tentang pengukuran dengan perhitungan prosentase yang disampaikan paslon 01, padahal sudah terbiasa indikator ukuran melalui tingkat prosentse, baik itu prosentase pertumbuhan, prosentase pengangguran, maupun prosentase yang lainnya,” pungkas Erwe Mauludin.