Multinewsmagazine.com – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok menggelar sosialisasi dan koordinasi pelayanan Kesehatan reproduksi bagi Calon Pengantin (Catin) untuk Kantor Urusan Agama (KUA) dan kelurahan Urgensi Pencegahan Stunting Sejak Catin, Kamis (28/11) di Aula Gedung Perpustakaan Depok.
Kegiatan ini sebagai upaya pencegahan stunting dimulai sejak dini, bahkan sebelum pernikahan.
Kepala Dinkes Depok, Mary Liziawati menuturkan, upaya pencegahan stunting memerlukan intervensi baik spesifik maupun sensitif dan harus dimulai sejak dini, bahkan sebelum pernikahan.
Catin memiliki peran strategis dalam memastikan generasi berikutnya tumbuh sehat dan berkualitas.
“Upaya pencegahan stunting bisa melalui peningkatan pemahaman para Catin mengenai pentingnya pemenuhan gizi dan kesehatan ibu hamil sejak masa pra-konsepsi, serta kebiasaan hidup sehat, seperti menghindari asap rokok serta akses terhadap layanan kesehatan reproduksi,” ujarnya, Jumat (29/11/24).
Dikatakannya, persiapan kesehatan perempuan menjelang pernikahan adalah investasi penting dan dengan menjalani pemeriksaan kesehatan.
Termasuk memastikan bebas dari anemia dan infeksi yang dapat mempengaruhi kesehatan janin di masa depan, meningkatkan status gizi dan mengakses edukasi reproduksi, diharapkan perempuan dapat lebih siap menghadapi kehamilan serta memastikan anak-anak mereka tumbuh optimal.
Pencegahan stunting, imbuhnya tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan sinergi antara keluarga, masyarakat, dan lintas sektor seperti KUA, kelurahan dan kecamatan.
“Oleh karena itu, saya mengajak seluruh peserta yang hadir pada kegiatan ini, untuk bersama-sama menurunkan prevalensi stunting dengan melakukan intervensi kepada calon pengantin agar dapat mempersiapkan kesehatan sejak dini sehingga melindungi anak-anak dari risiko stunting dan memastikan mereka tumbuh menjadi generasi yang cerdas, sehat, dan produktif,” katanya.
“Mari kita jadikan kegiatan ini sebagai momentum untuk memperkuat komitmen bersama dalam mencegah stunting dan membangun masa depan yang lebih baik,” tambahnya.
Lebih lanjut, stunting masih menjadi isu nasional karena berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting sebesar 21,5 persen, masih jauh dari target 14 persen di akhir tahun 2024, meskipun turun sebesar 0,1 persen dari tahun 2022.
Sementara itu, prevalensi stunting di Kota Depok sendiri mencapai 3,58 persen atau 3.377 balita berdasarkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) bulan Agustus tahun 2024 yang telah divalidasi.
“Hal ini menunjukan bahwa masih dibutuhkan strategi dan inovasi dalam menurunkan prevalensi stunting yang akan berdampak pada kualitas generasi, karena kondisi stunting tidak hanya mempengaruhi tinggi badan, tetapi juga perkembangan otak anak, yang pada akhirnya berdampak pada kemampuan belajar atau penurunan kognitif dan produktivitas di masa depan,” tutupnya.