Anggota DPRD Kota Depok, HBS : DEPOK BELAJAR TEKNOLOGI SAMPAH MASARO

Anggota DPRD Kota Depok, HBS : DEPOK BELAJAR TEKNOLOGI SAMPAH MASARO

Multinewsmagazine.com – Depok yang saat ini terjadi darurat Sampah, dengan produksi Sampah sekitar 1.260 ton per hari, dan hanya bisa membuang sampahnya ke Nambo 50 ton/hari, sepertinya Depok masih membutuhkan  solusi pengelolaan sampah yang lebih bersih dan Higienis.

Haji Bambang Sutopo alias HBS mengatakan bahwa seperti diketahui sebelumnya, penggunaan alat insinerator di TPS Sukmajaya telah ditutup karena mendapat kritikan tajam dan penolakan warga akibat isu asap yang mengganggu kesehatan (Ispa).

“Komisi C DPRD Kota Depok bersama Kepala DLHK Kota Depok Bapak Abra pada Kamis pekan (12/5/2025) lalu Kedatangan Prof. Zaenal ahli Teknologi Pengolahan Sampah dari ITB. Kami mendengar langsung pemaparan teknologi Masaro untuk pengolahan sampah di Depok yang lebih efisien, lebih bersih dan tidak bau (Hygienes),” kata HBS pada postingan di dalam laman akun facebook miliknya pada 9 jam yang lalu.

HBS jugan menerangkan bahwa Masaro yang berbasis pupuk cair dan padat organik relatif lebih “bersih” dan tidak bau di dalam proses pengolahan sampahnya. Pemkot Depok saat ini telah menjalankan berbagai program pengelolaan sampah, yang mencakup magot, insinerator, RDF,  hingga bank sampah.

“Teknologi Masaro perlu dicoba untuk disandingkan secara sinergis dan kolaboratif, Integrasi Masaro dengan unit pengolahan berbasis maggot dan RDF yang sudah berjalan,” terang HBS.

Politisi senior PKS ini juga menilai bahwa Pemetaan zona operasi, Model Masaro idealnya diterapkan di kelurahan atau kecamatan yang telah memiliki fasilitas pemilahan dan komposting awal.

Kolaborasi antara Komisi C dan DLHK Kota Depok, komitmen untuk mendukung program Pengelolaan Sampah berbasis masyarakat.

“Menurut pemaparan Prof. Zaenal dari ITB, teknologi Masaro ini dapat menghasilkan pupuk organik cair dan konsentrat pakan—dengan potensi nilai jual tinggi (Rp 96.000 per liter)—mengubah sampah dari cost‑center menjadi profit‑center . Teknologi Masaro ini juga menawarkan solusi berkelanjutan yang tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga unggul secara ekonomi. Berbeda dari metode sederhana seperti maggot atau komposting, Masaro adalah teknologi yang relatif komplek dan memastikan tidak ada limbah berbahaya dari proses, terutama jika mengolah sampah campuran,” pungkas HBS.

.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *