MultinewsmagaIne.com – Bulan April selain diingat sebagai Hari Ulang Tahun Kota Depok pada 27 April, bulan April adalah bulan yang selalu dikenang sebagai bulan memperingati hari lahirnya Raden Ajeng Kartini, pejuang harkat martabat perempuam Indonesia, 21 April 1879.
Fanny Fatwati Anggota DPRD Kota Depok yang saat ini duduk di Komisi D mengucapkan Hari Lahirnya RA Kartini.
“Selamat Hari Kartini 21 April 2025 untuk seluruh perempuan Indonesia. Khususnya, perempuan di Kota Depok! Semoga semangat perjuangan Ibu Kartini, khususnya perjuangan untuk menggapai dan menjaga hak pembebasan dari perbudakan, penindasan, atau segala bentuk ketidakadilan, terutama dalam konteks kesetaraan hak, terus hidup dalam setiap langkah perempuan masa kini. Demi terciptanya perempuan yang berdaya, mandiri, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa khususnya kemajuan Kota Depok,” ucap Fanny Fatwati kepada awak media multinewsmagazine.com, Sabtu (26/4/2025).
Fanny yang merupakan salah satu politisi wanita dari Partai Golkar Kota Depok mengatakan sebaiknya para perempuan Indonesia harus mengambil contoh positif dari perjuangan ibu Raden Ajeng Kartini terutama semangatnya menjadikan para perempuan Indonesia mempunyai martabat.
“Yang paling utama adalah semangatnya untuk terus menjadi manusia yang terdidik. Dan juga kita harus belajar arti keberanian dari Ibu Kartini. Beliau mengajarkan kita bahwa perempuan punya hak untuk bermimpi, belajar, dan menentukan jalan hidupnya. Nilai-nilai inilah yang harus terus kita hidupkan, apalagi di era modern seperti sekarang. Kita harus membebaskan pikiran dan jiwa perempuan Indonesia dari belenggu “patriarki” yang mana menetapkan perempuan sebagai masyarakat kelas dua dalam sistem strata sosial, bahkan perempuan diminta untuk menerima “stereotipe” yang ada, bahwa tugas perempuan hanya dapur, sumur dan kasur,” katanya.
Fanny mengakui memang saat ini masih banyak permasalahan yang dihadapii para perempuan Indonesia yang harus dicarikan solusinya.
“Secara umum, masalah besar yang melanda perempuan Indonesia adalah masih banyaknya perempuan Indonesia yang belum mendapatkan akses pendidikan dan kesempatan kerja yang layak. Perempuan masih mengalami diskriminasi dan kesenjangan gaji dan karir di lingkungan kerja. Kesenjangan juga terjadi dalam akses pendidikan, politik, dan pengambilan keputusan,” ujarnya.
“Selain itu, kekerasan terhadap perempuan juga masih sering terjadi. Kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual masih menjadi masalah serius yang dialami banyak perempuan. Pelecehan seksual juga menjadi masalah yang signifikan. Dari kasus yang terjadi beberapa waktu lalu di Bandung, dimana perempuan menjadi korban kekerasan rudapaksa oleh seorang dokter yang sengaja membius dan memperkosa di saat perempuan tersebut tengah mengantar orang tua nya yang sedang dirawat di ICU. Tidak hanya itu, beberapa waktu lalu ada juga Ibu hamil yang mendapatkan kekerasan seksual oleh seorang dokter yang sedang memeriksa kehamilan Ibu hamil tersebut, dimana bagian sensitifnya sengaja dilecehkan oleh seorang dokter di Garut. Di Depok, kekerasan terhadap perempuan dan anak juga tertinggi nomor dua di Jawa Barat dan tertinggi nomor 10 di Indonesia,” tambah Fanny dengan mimik wajah yang serius.
Aleg yang berasal dari dapil Cilodong-Tapos ini juga menambahkan keprihatinan dirinya terhadap keberadaan perempuan dalam dunia politik masih sangat terbatas.
“Saya juga menambahkan bahwa peran perempuan dalam konteks politik masih terbatas, meskipun ada upaya untuk meningkatkan partisipasi perempuan. Keterwakilan perempuan di DPR RI memang mengalami kenaikan signifikan dari sebelumnya, yang mana perempuan mengisi persentase sebesar 22.1% atau sekitar 127 dari 580 kursi yang ada,” tambah Fanny.
Fanny menerangkan bahwa kontribusi Partai Golkar Kota Depok terhadap pengembangan partisipasi perempuan di dunia politik sangat tinggi, bahkan dalam pilkada lalu Partai Golkar Kota Depok menawarkan calon perempuan dalam kontestasi Pilkada.
“Alhamdulillah di Kota Depok sendiri hasilnya lebih tinggi dari nasional, dimana perempuan mengisi persentase 24% atau 12 kursi dari total 50 kursi. Dan partai saya, menyumbang 6% dari 24% tersebut dan terbanyak dari keseluruhan partai yang ada, yaitu 3 kursi yang diisi perempuan. Hal ini membuktikan, bahwa kontribusi Golkar Kota Depok terhadap pengembangan partisipasi perempuan di dunia politik sangat tinggi, bahkan dalam pilkada lalu kami menawarkan calon perempuan dalam kontestasi Pilkada,” terangnya.
Secara garis besar, Fanny mengungkapkan bahwa permasalahan-permasalahan yang dialami para perempuan Indonesia menjadi tanggung jawab kita bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih adil, aman, dan inklusif bagi perempuan di Indonesia, khususnya di Kota Depok. Fanny juga mengutarakan harapan-harapannya.
“Hatapan saya, Pertama Perempuan harus semakin percaya diri untuk bermimpi besar, mengekspresikan diri, dan menentukan arah hidupnya tanpa batasan tradisi yang mengekang dan merugikan perempuan, Kedua Kesetaraan gender semakin nyata, bukan cuma dalam hak, tapi juga dalam kesempatan di rumah, sekolah, dunia kerja, dan kepemimpinan politik, Ketiga Pendidikan untuk semua perempuan terus berkembang, karena seperti kata Kartini: “Habis gelap, terbitlah terang.” Ilmu adalah cahaya itu,” ungkap Fanny.
“Dan Keemapat, Masyarakat lebih menghargai peran ganda perempuan. Baik sebagai ibu, istri, pekerja, pemimpin, maupun penggerak perubahan sosial, dan yang kelima Perempuan saling mendukung, bukan saling menjatuhkan, karena perempuan hebat lahir dari lingkungan yang saling menguatkan,” pungkas Fanny mengakhiri percakapan.