[ad_1]
MultiNewsMagazine.com – Menteri Agama Cholil Qoumas alias Gus Yaqut memuji artis Cinta Laura Kiehl yang menyampaikan pidato dalam acara Malam Peluncuran Aksi Moderasi Beragama pada Rabu, 22 September 2021.
Acara itu dihadiri pula oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim serta sejumlah tokoh nasional lain.
Cinta Laura dalam pidatonya menyampaikan soal pentingnya menghargai perbedaan termasuk dalam beragama.
Berikut Pidato Cinta Laura:
Sebagai generasi Z dan milenial, kami adalah generasi yang akan bertanggung jawab dalam beberapa tahun ke depan atas arah yang akan diambil oleh negara ini agar menjadi negara yang maju, moderen, sejahtera, tentunya terkemuka di mata dunia.
Tapi, nilai-nilai apa saja yang harus kita terapkan ke masyarakat Indonesia agar mimpi-mimpi ini bisa terealisasi? Pada saat ini kita dalam situasi sulit di mana adanya polarisasi dalam opini masyarakat. Terlihat jelas dengan tidak adanya kesepakatan apa yang dibutuhkan oleh negara ini agar benar-benar menjadi satu kesatuan yang kuat.
Dalam satu sisi generasi muda sekarang mempunyai keinginan besar untuk mempromosikan budaya dan identitas bangsa. Kami percaya akan pentingnya untuk negara-negara di luar sana melihat potensi keunikan dan kehebatan negara ini. Tapi, di sisi lain sampai detik ini kita masih sering berkelahi dan menjatuhkan satu sama lain hanya karena perbedaan ras, suku, dan terutama agama.
Bagi saya pribadi, hal tersebut sungguh ironis. Karena bukankah pasal 1 dari UU PNPS mengatakan ada enam agama utama di negara ini? Bukankah motto negara ini Bhineka Tunggal Ika, yaitu berbeda tapi satu? Tapi mengapa walaupun dalam pondasi negara yang begitu memeluk perbedaan dan toleransi tetap saja masih ada konflik?
Apa yang membuat agama mampu membuat kita melupakan inti dari identitas bangsa ini. Sebagai lulusan psikologi dan sastra Jerman, saya dari dulu memiliki kuriositas terhadap cara berpikir manusia. oleh karena itu pengetahuan tersebut saya pelajari dengan memperdalam filosofi.
Sampai detik ini saya tidak akan pernah lupa tentang apa yang dikatakan oleh salah satu filsafat paling berpengaruh sepanjang masa, yaitu Rene Descartes, ia mengatakan manusia adalah makhluk yang finite atau terbatas sedangkan Tuhan adalah sosok yang infinite tidak terbatas. Oleh karena itu bagaimana kita sebagai makhluk yang terbatas merasa punya kemampuan untuk mengerti sesuatu yang jauh diluar kapasitas kita. Bagaimana kita sebagai makhluk yang terbatas memahami esensi dari sesuatu yang tidak terbatas.
Inilah salah satu akar dari masalah yang kita miliki dalam masyarakat Indonesia sekarang. Karena pemahaman yang terbatas dan pemikiran yang tidak kritis. Orang-orang terjebak dalam cara berpikir mereka telah memanusiakan Tuhan, merasa memiliki hak dalam mendikte kemauan Tuhan, merasa tahu pikiran Tuhan, dan merasa berhak bertindak atas nama Tuhan. Inilah yang akhirnya seringkali berubah menjadi sifat radikal.
Dalam perbincangan saya beberapa waktu lalu dengan Habib Husein Ja’far. Kami berdua sepakat bahwa bahaya yang masyarakat kita alami sekarang adalah mengatasnamakan Tuhan untuk kepentingan pribadi, menyesatkan generasi bangsa dengan prinsip hidup yang sebenarnya tidak ada dalam kitab suci agama.
Kenapa bisa seperti itu? Karena kita kurang membimbing dan memberikan masyarakat yang dibutuhkan agar bisa memahami sebuah ajaran dengan akal kritis. Sehingga mereka menjadi tersesat dalam cara berpikir mereka dan lupa akan pentingnya menyeimbangi segala ilmu yang dipelajari dan dimiliki dengan nilai-nilai yang ada dalam budaya, since, atau aliran pemikiran lainnya.
Simak Selengkapnya Pidato Cinta Laura Dalam Video Ini.
Facebook Notice for EU!
You need to login to view and post FB Comments!
[ad_2]
Source link